Selasa, 18 November 2014

Bodhisattva Teladan 05



Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 96) 1 November 2014
(Sharing dari Venerable Can-kui)
Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin
Bagian 5

Terlahir ke Alam Sukhavati Dengan Bebas Tanpa Rintangan

Bulan Maret 2012 putrinya menemani Upasika Zhuang belajar ke Taiwan, nalurinya berkata bahwa dirinya akan meninggal dunia di Taiwan, dua atau tiga bulan sebelumnya, beliau telah berpesan pada keluarganya akan urusan perkabungannya.

Suatu hari dia merasa tidak enak badan, lalu dilarikan ke rumah sakit. Di dalam mobil ambulans kondisi Upasika Zhuang sempat tak sadarkan diri, keluarganya segera membuka mesin pelafal Amituofo yang dilafalkan oleh Master Chin Kung.

Tenaga medis setelah memeriksa denyut nadi Upasika Zhuang, dia memastikan bahwa : “Ibunda anda sedang melafal Amituofo”. Karena denyut nadinya serupa dengan irama lafalan Amituofo Master Chin Kung, sungguh menakjubkan tak terbayangkan.

Dibawah uluran tangan dari Upasika Hu yang merupakan pendukung penyebaran Aliran Sukhavati di Hongkong, Upasika Zhuang beristirahat di rumah salah seorang sahabat Upasika Hu, menfokuskan pikiran melafal Amituofo. Oleh karena di Taiwan tidak ada sanak keluarga, maka itu tidak terganggu oleh jodoh luar, dapat melepaskan segala kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam Sukhavati. Putra putrinya yakin bahwa ibunda mereka sangat bermaitri karuna, hendak memperagakan kepada orang banyak akan dirinya terlahir ke Alam Sukhavati. Dua atau tiga hari sebelum meninggal dunia, putrinya mencium keharuman bunga dari mulut ibundanya.

Tahun 2012 lunar bulan 3 hari ke-21, Upasika Zhuang terlahir ke Alam Sukhavati, dalam usia 75 tahun. Sanak keluarga dan para sahabat Dharma membantunya melafal Amituofo selama 48 jam. Di Shuangxi, New Taipei City, diadakan seremonial perpisahan dan dilakukan “Upacara Kebaktian Pembacaan Amitabha Sutra Berkesinambungan Selama Tiga Sesi”.

Ketika upacara berlangsung hingga sesi ketiga pada waktu pelafalan “Namo Mahasthamaprapta Bodhisattvaya Mahasattvaya”, putri ketiganya memejamkan matanya dan melihat ibundanya dengan rupa nan berwibawa, tampak jadi muda, seluruh tubuhnya memancarkan cahaya keemasan, sepasang tangannya beranjali, dari sisi kiri Rupang Bodhisattva Ksitigarbha berjalan hingga ke hadapannya.

Pada hari ke-48 sejak ibundanya meninggal dunia, malam harinya, dia bermimpi ibundanya yang tetap serupa memiliki rupa nan berwibawa, ibundanya yang tampak berusia muda memberinya sehelai jubah Hai Qing (jubah yang dipakai saat mengikuti upacara kebaktian Mahayana), kemudian membawanya terbang ke sebuah tempat, memberitahu padanya bahwa kini dia setiap hari berada di tempat tersebut membaca “Sutra Usia Tanpa Batas”.  

Yang paling menakjubkan adalah setiap peringatan hari kelipatan 7 kematian ibunda akan berpapasan dengan upacara kebaktian yang besar yang diadakan di Asia Tenggara (termasuk Upacara Pelafalan Amituofo yang diikuti oleh puluhan ribu peserta yang diadakan di Kuala Lumpur), sehingga putra-putrinya selama 49 hari setiap hari kelipatan 7 akan menuju ke berbagai negara untuk mengikuti “Upacara Kebaktian Pembacaan Amitabha Sutra Berkesinambungan Selama Tiga Sesi”. Lebih dari sebulan kemudian putra putrinya pulang kembali ke Singapura, menemukan Altar Buddha ibunda serta kamar beliau tidak berdebu sama sekali.

Tahun 2013 kakak adik Wu mengikuti Upasaka (Upasika) Fu ke Hongkong untuk mengunjungi Master Chin Kung sambil menyampaikan kabar meninggalnya ibunda mereka. Upasika Hu mendorong mereka agar menuangkan riwayat hidup ibunda mereka ke dalam bentuk tulisan, untuk memberi motivasi kepada praktisi Aliran Sukhavati menfokuskan pikiran melafal Amituofo, bertekad terlahir ke Alam Sukhavati.  

Upasika Zhuang dengan teladan kebajikan sepanjang hidupnya, telah menjadi contoh yang baik bagi siswa Buddha. Bahkan dengan menggunakan pelatihan diri sepanjang hidupnya, membantu kita menguatkan keyakinan untuk melafal Amituofo bertekad terlahir ke Alam Sukhavati.




無量壽經科註第四回學習班  (第九十六集) 2014/11/1
   節錄自 :慚愧法師報告 --- 莊亞琴老居士生平事跡
  (五)

自在往生

  二0一二年三月,女兒陪同莊老居士到台灣參學,老居士預感到自己會在台灣往生,在二、三個月前就交代好後事。
  
有一次她瞬間感到不適,被送往醫院檢查。在救護車中她有一點昏迷,家人將上淨下空老法師的四字念佛機打開。救護人員通過觀測脈搏的表,很肯定的說:你媽媽在念佛。因為儀器顯示出她的脈搏和老法師「阿彌陀佛」佛號是相同的節奏,非常不可思議。

在香港護法大德胡居士的協助下,莊老居士到胡居士的一位朋友家中靜養,一心專念阿彌陀佛,非常清淨。因為在台灣沒有親朋好友,不會被外緣干擾,能夠放下萬緣,專心念佛求生淨土。女兒們相信母親很慈悲,要表演隨時隨地都能往生。母親往生二、三天前,女兒還聞到母親口裡有花香味。

二0一二年農曆三月二十一日,莊老居士捨報往生,享年七十五歲。家人和同修們為她助念四十八小時。在雙溪小築舉行告別式,做三時繫念。在第三時念到第二稱「南無大勢至菩薩」的時候,三女兒閉著眼睛看到母親相貌莊嚴、年輕,全身發金色光,雙手合掌從左邊「地藏王菩薩」一直走到她的面前。在母親往生後的第四十八天晚上,她夢到相貌同樣莊嚴、年輕的母親送給她海青,帶著她飛到一個地方,說她現在每天都在那裡念《無量壽經》。

不可思議的是,母親的每一個七都剛好碰上大型的法會在東南亞舉行(包括吉隆坡的萬人法會),兒女們也因此全程四十九天每個七,都到不同國家參加三時繫念。一個多月之後兒女回到新加坡,發現母親的佛桌和房間都沒有一點灰塵。

二0一三年,吳氏姊妹隨同傅居士到香港拜見上淨下空老法師,並報告了母親往生的事跡。胡居士鼓勵她們將母親的生平事跡記錄成文,以鼓勵淨宗學人一心念佛,求生淨土。莊老居士以自己一生的懿德善行,為佛弟子做出了好榜樣。並以自己一生的修持,幫助我們加強了持念這句「阿彌陀佛」萬德洪名、求願往生西方淨土的堅定信心。




Senin, 17 November 2014

Bodhisattva Teladan 04



Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 96) 1 November 2014
(Sharing dari Venerable Can-kui)
Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin
Bagian 4

Teladan Kebajikan Yang Patut Dihormati

Mengenang kembali teladan yang diberikan oleh ibunda dalam tindakan nyata, putra putrinya merasa sangat terharu. Upasika Zhuang dalam keseharian tidak pernah berbohong, lidahnya dapat menutupi hidungnya. Putrinya pernah memohon pada beliau untuk memperlihatkannya pada Venerable Wu Zhuang dan dokter Zhang, mereka juga terkesima dan berkata : Amituofo, sungguh menakjubkan!”

Master Chin Kung berkata, ketulusan merupakan sifat sejati yang memang ada pada diri kita sejak semula, namun karena tersesat, sehingga rupa menakjubkan yang memang sudah ada di dalam diri kita tidak bisa muncul keluar. Buddha memberitahukan pada kita, manusia biasa yang selama tiga masa kehidupan tidak pernah berbohong, buah akibat yang diterimanya adalah lidahnya akan lebih panjang daripada orang lain pada umumnya, bila dijulurkan keluar dapat menutupi hidungnya.    

Dalam kehidupan keseharian, Upasika Zhuang memang tidak berani mengatakan sepatah kata dusta. Terkadang putra putrinya berbuat ulah, supaya dia berbohong demi kebajikan pada temannya, dia akan menolaknya dengan berkata : “Jangan sekali-kali mencoba untuk berbohong”. Ketika orang lain mengajukan pertanyaan yang sensitif padanya, maka wajahnya akan memerah dan menjawab : “Saya tidak mengerti juga tidak mengetahuinya.

Apabila putra putrinya bertanya padanya : “Bagaimana menurut mama tentang pakaian yang kami kenakan?”. Andaikata tidak bagus, maka dia akan memberi jawaban dengan bijaksana: “Tidak terlalu buruk, tetapi tidak bisa dibandingkan dengan yang bagus”. Ucapannya cukup sederhana namun cukup jelas.

Suara Upasika Zhuang serupa suara pria. Biasanya dia suka mempersembahkan dana buat anggota Sangha, meskipun keluarganya bukanlah tergolong keluarga kaya raya, namun di dalam tasnya terdapat setumpuk angpau. Tak peduli anggota Sangha manapun yang ditemuinya, tak peduli anggota Sangha itu melatih pintu Dharma yang mana, dia juga sangat menghormati mereka, mempersembahkan dana dengan setara, jumlah yang ada di seluruh angpaunya memiliki nilai yang sama.

Dalam memperlakukan orang lain dan menangani masalah, Upasika Zhuang memiliki pandangan yang adil merata terhadap keseluruhannya, selalu menasehati putra putrinya bahwa sebagai manusia hendaknya dapat harmonis dengan orang lain, jangan sampai menyakiti pihak lain. Tidak suka menggosip dan membicarakan kekurangan orang lain, harmonis dengan semua insan, memuji, menjalin jodoh baik secara meluas, tidak menjalin jodoh buruk.  

Beliau juga sangat berhemat cermat, makanan yang tersisa selalu disantapnya dengan diam-diam. Beliau juga tidak pernah menyebarluaskan masalah keluarganya keluar, sepanjang hidupnya telah mengalami banyak ketidakadilan, namun dia tak pernah mengeluh sama sekali.

Sejak kecil Upasika Zhuang hidup dalam keluarga yang kurang mampu, kehidupan juga susah, kenyang akan pahit getirnya kehidupan. Ayahnya yang bernama Ceng Tian-en adalah seorang guru dengan penghasilan yang pas-pasan, tidak berdaya menafkahi keluarga, dengan terpaksa dan menahan hati yang remuk harus menjual Upasika Zhuang kepada tetangganya yang tidak memiliki anak, untuk digantikan dengan 30 Yuan RMB, lalu namanya diganti menjadi Zhuang Ya-qin, sejak itu dia berpisah dengan ayahbunda kandungnya, selanjutnya juga tidak ada kabarnya lagi.

Saat Perang Dunia Kedua meletus, dia masih berusia 6 tahun, dia mengikuti ayah adopsinya yang bernama Zhuang Kui-shui menumpang kapal laut hingga sampai di Asia Tenggara untuk menghindari bencana perang, berbagai kesulitan telah dialaminya, tiba di Singapura dia mulai bekerja, belajar memasak nasi, menjahit, bahkan harus bekerja di lahan proyek pembangunan mengangkat semen, batu-batuan, hingga bahunya menjadi terluka dan bernanah.

Sepanjang hidupnya Upasika Zhuang mengalami banyak penderitaan dan hidup sederhana, saat bekerja hanya minum teh dingin, air putih, sayur asin, ubi rambat, bubur dingin, beliau hanya diam menahan sabar, tidak mengeluh sama sekali. Banyak kisah menyayat hati yang terungkap dari penuturan sahabat-sahabatnya.

Setelah belajar Ajaran Buddha, dia semakin tidak banyak bicara, bila ditanya maka dia akan menjawab saya tidak tahu. Bertemu dengan siapapun dia akan menyalami atau merangkul mereka, dengan wajah penuh senyum berkata pada orang lain : “Amituofo, apakah anda sudah makan?”. Selanjutnya tidak ada lagi kata kedua yang terucap dari mulutnya.

Bodhisattva Jueming Miaoxing berkata : “Kurangi satu perkataan, perbanyak melafal sepatah Amituofo, matikan niat pikiranmu, hidupkan Dharmakaya mu”.  Master Chin Kung mengajari kita, terutama bagi praktisi yang benar-benar membangkitkan niat, ingin dalam satu kehidupan ini juga keluar dari enam alam tumimbal lahir, yang ingin keluar dari Dasa Dharmadhatu, mana mungkin punya waktu untuk mendekati jodoh luar yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pelatihan diri kita? Melafal Amituofo lebih penting, membaca Sutra Usia Tanpa Batas adalah lebih penting, Semua hal, segala waktu, semua tempat, hendaknya senantiasa menjaga kesucian hati, agar setiap niat yang timbul dapat terjalin dengan jalan kebenaran.

Saat putra putrinya sedang mengalami hal yang tidak menyenangkan di luar, lalu pulang ke rumah mengadu pada bunda tentang ketidakadilan yang dialaminya di luar rumah, Upasika Zhuang akan menasehati mereka : “Siapa yang melatih diri maka dia yang akan memperoleh hasilnya, bagi yang tidak melatih diri maka takkan memperoleh apa-apa; siapa yang makan maka dia yang akan merasa kenyang.  

Beliau selalu memotivasi putra putrinya agar dapat melapangkan hati, belajar mengulurkan tangan membantu orang lain, bekerja dengan sukacita dan ikhlas menerima apa adanya, menjalin jodoh baik dengan semua orang, jangan sekali-kali menggosip orang lain. Dalam keseharian Upasika Zhuang adalah orang yang pendiam, namun begitu membuka mulut maka ucapannya adalah teori-teori yang hendaknya memaafkan dan memaklumi orang lain.

Dia mengajarkan putra putrinya untuk menjalin jodoh yang baik dengan orang lain, belajar untuk selalu tersenyum, seperti yang dikatakan oleh Guru Cai dalam “Ceramah Tentang Kehidupan Manusia Yang Bahagia”. Maka itu dalam keseharian bila bertemu orang lain dia akan melemparkan senyumannya dan menyapa dengan tangannya.

Jalinan jodoh Upasika Zhuang sangat bagus, keluar rumah dan menumpang bus umum, pasti ada orang yang akan memberinya tempat duduk, tetapi dia juga akan mengalah dan memberikannya lagi kepada orang lain. Dia selalu mengalah dan membiarkan orang lain naik ke bus terlebih dulu, pernah suatu kali karena mengalah hingga urutan terakhir, sehingga dia harus menumpang bus yang berlainan dengan putranya.

Dalam berjanjian dengan orang lain, dia tidak pernah membiarkan orang lain menunggu kedatangannya, dia berkata : “Tidak boleh membiarkan orang lain menanti, sebaliknya menunggu orang lain merupakan hal yang paling gembira, semakin menanti semakin senang. Setiap kali berjanjian maka dia akan hadir lebih awal, meskipun harus menunggu dua atau tiga jam juga sangat bersukacita. Dia akan menggunakan waktu untuk menunggu buat melafal Amituofo di dalam hati atau menghitung tasbih melafal Amituofo. Ini seharusnya merupakan cara beliau untuk melatih kesabaran dan tanpa keakuan.

Menurut penuturan putra putrinya, kehidupan ibundanya praktis, sederhana dan tekun, tiada keinginan, tiada permohonan, takkan memanfaatkan orang lain dan mengambil keuntungan darinya, tidak sembarangan emosi, tidak pernah mencurigai orang lain, atau sembarangan menerka-nerka, apapun dibilangnya tidak paham, tidak tahu, hanya tahu menfokuskan diri melafal Amituofo berkesinambungan, menfokuskan diri pada satu pintu Dharma dan mendalaminya, melatihnya berkesinambungan untuk jangka panjang.

Dalam berada bersama dengan orang lain, Upasika Zhuang tidak pernah memiliki pendapatnya sendiri, hanya diam dan menuruti apa adanya, tidak pernah mengeluarkan sepatah katapun, di dalam hati melafal Amituofo. Maka itu dia memperoleh perhatian dan kasih sayang dari para sahabatnya, dijuluki sebagai si penurut.  

Sepanjang hidupnya dia telah mengalami pahit getirnya kehidupan serta menahan kesabaran dan sanggup bekerja keras, pakaian yang dikenakannya adalah yang sudah ditambal-tambal, bahkan pakaian putra putrinya juga dijahitnya sendiri. Ketika menemani keluarganya berbelanja di mall, dia juga takkan tertarik dengan potongan harga yang ditawarkan oleh pihak penjual.

Ketika putranya hendak membelinya pakaian, dia selalu berkata jangan menghamburkan uang. Ketrampilan menjahitnya sangat bagus, pakaian dapat diubahnya menjadi cantik, bahkan sampai saat jatuh sakit terbaring di tempat tidur, juga dapat menggunakan satu tangan dengan perlahan menambalnya.

Dia juga sering berpesan pada putra putrinya agar tidak boros dalam penggunaan air, jangan sampai mengurangi berkah. Baik membasuh muka maupun mandi, dia hanya cukup menggunakan seember kecil air saja, takkan memboroskan air.

Upasika Zhuang juga takkan diputar oleh kondisi, nonton film serial maupun berita takkan dipengaruhi oleh alur cerita maupun pemerannya. Dia sangat suka menonton film serial yang mengisahkan pendidikan keluarga yang berjudul “Kasih Sayang”.

Putrinya berkata : “Master Chin Kung berkata tidak boleh menonton televisi. Upasika Zhuang berkata : “Kalian tidak memahami maksud dari perkataan guru. Guru berkata film boleh ditonton, jalan-jalan ke mall juga boleh-boleh saja, namun tujuannya adalah untuk menguji kesucian hati dan kekuatan samadhi diri sendiri, untuk melihat apakah masih bisa diputar oleh kondisi atau tidak, terhadap keadaan menyenangkan apakah masih bisa timbul keserakahan? Sebaliknya terhadap kondisi tidak menyenangkan apakah akan timbul kebencian? Apakah takkan ada lagi keraguan dan takkan lagi terlena olehnya?”

Dia berkata bahwa serial yang berjudul “Kasih Sayang” itu sangat bagus, ada sisi yang dapat menjadi pelajaran buat kita, asalkan tidak timbul niat pikiran, memahami bahwa segala sesuatu yang memiliki rupa merupakan khayalan semu, maka ini sudah cukup bagus.

Upasika Zhuang hanya membeli barang-barang yang benar-benar dibutuhkan saja, tidak membeli selebihnya lagi, menjelang Imlek juga takkan pergi membeli baju baru. Dia selalu berkata bahwa kita tidak boleh memiliki hati yang serakah, jangan mendambakan ketenaran, menjadi manusia yang jujur dan  benar, jangan berbohong, jangan salah pengertian dan mencurigai orang lain.  

Benda dan urusan sebaiknya semakin sedikit semakin bagus. Dia mengajari putra putrinya, jangan mendengar gosip, hati harus teguh, bila tidak memiliki ketetapan hati bagaimana bisa melafal Amituofo? Dia berkata : “Kalian harus memakai akal sehat untuk berpikir, jangan emosi, hati jangan sampai bergejolak”. Nasehat ibunda yang disertai dengan tindakan nyata meninggalkan pengaruh mendalam bagi putra putrinya.    
    


無量壽經科註第四回學習班  (第九十六集) 2014/11/1
   節錄自 :慚愧法師報告 --- 莊亞琴老居士生平事跡
  (四)

懿德堪欽

回憶起母親一生的身行言教,兒女們感動不已。

莊老居士生平從不打妄語,她的舌頭可以舔到鼻尖。女兒曾經要求她將舌頭舔到鼻尖,展現給淨宗學院的悟莊法師和張醫生看,她們都驚喜的說:阿彌陀佛,太棒了!蕅益大師在《阿彌陀經要解》中解釋「出廣長舌相」經文時說:「常人三世不妄語,舌能至鼻。藏果頭佛,三大阿僧祇劫不妄語,舌薄廣長可覆面。今證大乘淨土妙門,所以遍覆三千,表理誠稱真,事實非謬也。」老法師說,真誠是我們本性之德,迷失性德之後,性具的妙相就不能現前。佛告訴我們,常人就是一般人,如果三世不妄語,他的果報一定是舌相比一般人要長,伸出來可以舔到自己的鼻子。

在日常生活中,莊老居士確實是一句謊話都不敢說。有時兒女淘氣,讓她給朋友說一點善意的謊言,她也一口拒絕說:千萬不可以說騙話。當別人問及她一些較敏感的問題,她總是臉色發紅,回答說:我不懂,不知道。兒女若是問起,我們搭配的服裝好看嗎?

若是不好看,她會很有智慧的說:並不難看,但漂亮就論不上。其言語之質樸實在亦可見一斑。

莊老居士聲音是男音,沒有女音。平日她很喜歡供養法師紅包,雖然家境並不富有,但皮包裡都有一大包紅包。無論遇到哪位法師,無論他修學哪個法門,她都非常尊敬,平等供養,紅包裡的金額都是相同的。

莊老居士對人、對事一律平等對待,常常教導兒女:「一面抹牆,雙面光亮(閩南話)。」意思是做人要圓融,不要得罪任何一方。不要論是非善惡,兩面圓融、讚歎,廣結善緣,不結惡緣。她很節儉,剩下來的食物總是自己默默的吃。她從來不會家醜外揚,一生吃了很多虧,也從不說一句怨言。

莊老居士自幼家境貧困,生活清苦,飽經磨難。父親曾添恩是一位老師,收入微薄,無力養家,不得已忍痛將她賣給無有子嗣的鄰居,換取三十元人民幣,改名莊亞琴,從此骨肉分離,杳無音訊。二戰爆發時她六歲,跟著養父莊奎水坐船到南洋逃難,歷經艱難,來到新加坡做工,學習煮飯、縫紉,還到工地去挑水泥、石頭,挑到肩膀都受傷潰爛。

莊老居士一生吃苦穿補,工作時只喝冷茶、白開水、吃鹹菜、番薯、冷粥,她沉默隱忍,毫無怨言,很多心酸的經歷都是從好友口中透露的。學佛後她更是很少講話,問她什麼她都說我不懂、不知道。她見到任何人都會握握他們的手或擁抱,笑臉融融的對人說:阿彌陀佛,你吃飽了嗎?再來就不講話了。

覺明妙行菩薩說:「少說一句話,多念一聲佛,打得念頭死,許汝法身活。」老法師教導我們,特別是一位真正發心,想在這一生出離六道、出離十法界的人,哪有時間去接觸這些不相干的外緣?還是念佛要緊,讀誦大乘要緊。一切事、一切時、一切處,要知道養自己的清淨心,讓自己念念與道相應。

兒女回家心煩抱怨,老居士就說:公修公得,婆修婆得,不修不得;各人吃飯各人飽。還用閩南話教導兒女:氣死驗無傷。鼓勵兒女要放開心量,學會幫助別人,做事情要歡喜做甘願受,與每個人都要結善緣,千萬不可以論人是非。她平日沉默寡言,但一開口就是這些飽含人生哲理的話。她教導兒女一定要跟人結善緣,要學會微笑,就像蔡老師《幸福人生講座》中所說的那樣。所以她平常見到人都會微笑和招手。

莊老居士人緣很好,出門搭公車一定會有人給她讓座,但是她都會再讓給別人。她總是讓別人先上車,有一次讓到最後,竟然和兒子坐上了不同的巴士。她從來不給人家等,她說:不可以給人家等,等人是最開心的,愈等愈開心。每次赴約她都會提前去,即使等二、三個小時都很歡喜。她在等人的時候都默念佛號,或拿著念珠念佛。這應該是她修耐心、忍辱、無我的方法。

據她的子女回憶說,母親的生活簡單、樸素,沒有欲望,沒有要求,不貪小便宜,不亂發脾氣,從不懷疑別人,或胡亂猜測,什麼都說不懂,不知道,只會老老實實一向專念,阿彌陀佛,一門深入,長時薰修。

莊老居士與人相處沒有任何意見,只有靜靜聆聽,從不發言,心裡專心的念佛。因此受到朋友們的愛戴與關懷,被稱作阿乖。她一生吃苦耐勞,穿的都是補過再補的,連兒女的衣服都是一針一線縫紉出來的。陪家人去購物,她從不會被便宜貨誘惑。兒子想要給她買衣服,她總是說不要浪費錢。她女紅做得很好,衣服可以改得很漂亮,連臥病在床時,也能夠用一隻手慢慢的縫縫補補。她還經常教兒女,不能浪費水,不要損福。她洗臉或洗澡都只用一小桶的水,絕對不浪費。

莊老居士不會被境界所轉,看電視劇、新聞不被劇情或演員所影響。她很喜歡觀看講述家庭倫理的電視連續劇「愛」。女兒說:老法師說,不能看電視。她說:妳們沒有聽懂老法師的話,老法師說戲可以看,街可以逛,就當作是考驗自己的清淨心與定功,看會不會被境界轉,對順境是否會起貪心?對逆境是否會起瞋恨心?能否不再懷疑、不痴迷?她說:「愛」這部戲很好,有值得我們學習的地方,只要不動心,明白凡所有相皆是虛妄,就可以了。

莊老居士只買必需品,不買奢侈品,過年也不會去買衣服。她常說你們不可以有貪心,不可以有名,要腳踏實地,不可以講騙話,不要猜疑。東西和事情都是愈少愈好。她教兒女,不可以耳朵輕,閒言閒語不要聽,心要定,不定怎麼念佛?她說:你們要用頭腦想,不要衝動,不要心浮氣躁。母親的身教和言教,對兒女產生了至深的影響。





Bodhisattva Teladan 03





Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 96) 1 November 2014
(Sharing dari Venerable Can-kui)
Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin
Bagian 3

Ketulusan Sepenuhnya Mengundang Mukjizat

Upasika Zhuang sepanjang hidupnya melafal Amituofo, mengundang mukjizat yang tak terbayangkan. Dia berkata pada putra putrinya bahwa sudah beberapa kali dia melihat Rupang Buddha Amitabha tersenyum padanya, juga melihat keseluruhan poster Rupang Buddha Amitabha berubah menjadi keemasan.

Suatu hari rumah sedang dicat, setelah pengecatan selesai, poster-poster rupang Buddha hendak digantung kembali ke dinding. Upasika Zhuang berkata, Rupang Buddha Amitabha warna putih porselen itu harus segera digantung kembali. (Oleh karena rupang ini beliau undang ke rumah waktu dulu ketika mendengar ceramah Master Chin Kung di Jushilin, maka itu beliau begitu menghargainya).

Ketika putrinya sedang memindahkan poster rupang-rupang Buddha, karena kurang hati-hati sehingga membuat bingkai kacanya pecah, namun hanya bingkai kaca poster Buddha Amitabha yang masih utuh. 

Ada seorang sahabat berkunjung ke rumah Upasika Zhuang di Australia, dia menyambut temannya dengan gembira. Lalu sahabatnya ini melihat di belakang Upasika Zhuang muncul Rupang Buddha Amitabha yang sangat besar sekali, serupa dengan Rupang Buddha Amitabha yang berwarna putih porselen.

Sahabat ini adalah pertama kali melihat Buddha Amitabha, dia berkata : “Lain kali bila berkunjung lagi ke Australia, pasti harus tinggal di rumah kalian”.

Upasika Zhuang tidak memiliki kemelekatan pada putra putrinya. Tahun 1999, putri sulungnya Wu Ya-yu sebelum meninggal dunia di rumah sakit berkata pada ibundanya bahwa dia telah melepaskan semua kemelekatan, namun satu-satunya yang tidak sanggup dilepaskannya adalah ibundanya. Upasika Zhuang berkata pada putrinya : “Saya telah melepaskan segalanya, kamu juga harus bisa melepaskan semuanya.

Maka itu Wu Ya-yu melepaskan segala kemelekatan, menfokuskan pikiran melafal Amituofo. Meskipun dia belum lama belajar Ajaran Buddha, namun dengan penuh ketulusan dia bertekad mengikuti Buddha Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati. Yang paling tak terbayangkan adalah Wu Ya-yu telah mengetahui terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam Sukhavati (13 November 1999, hari sabtu pukul 1 siang), bahkan juga terlebih dulu memberitahukan pihak rumah sakit kapan dia hendak keluar dari rumah sakit, akhirnya Wu Ya-yu meninggal dunia pada waktu yang telah dia ungkapkan sebelumnya.

Setelah putri sulungnya meninggal dunia, Upasika Zhuang lebih giat melafal Amituofo. Dia selalu menasehati agar anak-anaknya pergi ke vihara menjadi relawan, selalu memotivasi putrinya : “Cepatlah pergi membantu vihara, yang paling penting adalah dapat mengulurkan tangan”. Maka itu putra putrinya kemudian menjadi relawan di Pure Land Learning College Australia. 

Bulan Pebruari tahun 2012 dengan didampingi putra putrinya, Upasika Zhuang menumpang pesawat terbang dari Australia pulang kembali ke Singapura. Di dalam pesawat terbang ada seorang pramugara Bangsa Timur Tengah yang rupawan, setiap kali dia melewati tempat duduk Upasika Zhuang, maka dia akan membungkuk dan menyalami kedua tangan Upasika Zhuang.

Oleh karena gigi Upasika Zhuang sudah tidak kuat lagi sehingga tidak mampu mengkonsumsi hidangan vegetarian yang disajikan oleh pihak penerbangan, pramugara itu khusus menyajikan buat Upasika Zhuang beraneka ragam roti dari kabin kelas bisnis. Lalu mempersilahkan dirinya memilih sendiri roti yang disukainya.

Putrinya merasa heran dan bertanya pada ibundanya : “Apakah mama tampak begitu jelita sehingga pramugara itu begitu baik padamu?” Sebelum turun dari pesawat, putrinya tidak dapat lagi menahan rasa penasarannya dan bertanya pada pramugara itu. Tak terduga dengan berlinangan air mata dia menjawab : “Kalian harus baik-baik menjaga ibunda kalian, oleh karena ibundamu maka itu kalian mendapat perlindungan”.

Putrinya bertanya lagi : “Apakah anda memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu?” Pramugara itu tertawa sambil menjawab : “Ya benar”.

Setelah kejadian ini berlalu putrinya jadi berpikir, ini pasti di samping ibunda ada Dewa Pelindung Dharma yang senantiasa melindunginya, cahaya Buddha menyinari sehingga kami juga ikut terlindungi.  



無量壽經科註第四回學習班  (第九十六集) 2014/11/1
   節錄自 :慚愧法師報告 --- 莊亞琴老居士生平事跡
  (三)

  至誠感通

莊老居士一生念佛,感應道交不可思議。她對兒女說,她曾多次看到阿彌陀佛的佛像在對她笑。還看到整幅的阿彌陀佛像變成金色的。

有一次家裡刷油漆,刷好之後要把佛像再掛上去。老居士說,那幅藍底白瓷的阿彌陀佛像一定要掛上。(因為那是她從前在居士林聽老法師講經時所請的佛像,所以格外珍惜)。當女兒去搬動這些佛像時,一不小心把玻璃框給打破了,只有那尊阿彌陀佛像的玻璃框沒有破。

有一位朋友到莊老居士澳洲家裡去拜訪,她很開心的去迎接朋友。結果這位朋友看到,在老居士的背後出現了一尊很大很大的阿彌陀佛像,和藍底白瓷的彌陀聖像一模一樣。這是這位朋友第一次見到阿彌陀佛,她說:下次我來澳洲,一定要住妳們家。

莊老居士對兒女的情執淡薄。一九九九年,她的大女兒吳雅玉往生前在醫院對母親說,她什麼都已經放下,只有母親放不下。她就對女兒說:我已經放下了,妳也要放下。於是吳雅玉放下萬緣,一心專念阿彌陀佛。她雖然學佛不久,但是特別真誠懇切的要跟著阿彌陀佛往生西方極樂世界。令人不可思議的是,吳雅玉事先已經知道自己往生的日期(一九九九年十一月十三日星期六下午一點),並早已通知醫院她要出院的時間,結果吳雅玉果然就在自己指定的日期與時間往生。

大女兒往生後,莊老居士就更加精勤念佛。她總是勸孩子們去道場做義工,經常鼓勵兒女說:快去幫忙,幫得到最重要。因此兒女們都到澳洲淨宗學院當義工。

二0一二年二月兒女陪著母親,搭乘從澳洲回新加坡的航班。飛機上有一位相貌莊嚴的中東空中少爺,每次他經過莊老居士的座位時,都會蹲下來握著她的雙手,或親吻她的手及額頭。由於莊老居士牙齒不好,無法食用飛機提供的素食,這位空中少爺就從商務艙端出一大盤各式各樣的麵包給她吃,讓她慢慢選擇、慢慢享用,說這些全部都是給她的。女兒感到很詫異,就對母親說:妳是不是長得很漂亮,他才對妳這麼好?下飛機前,女兒忍不住向這位空服人員詢問原因。想不到他眼含淚水的說:妳們一定要好好照顧妳母親,就是因為妳母親,所以妳們才備受保護。女兒問他:難道您看得到什麼?他笑著說:是的。事後女兒想,應該是母親身邊有護法神保護,所以佛光普照,我們也因此受保護了。



Minggu, 16 November 2014

Bodhisattva Teladan 02



Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 96) 1 November 2014
(Sharing dari Venerable Can-kui)
Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin
Bagian 2

Buddha Tak Pernah Terpisahkan Dari Hati

Sambil mengenang kembali, adik kakak Wu mulai mengisahkan, setiap hari Buddha tak pernah terpisahkan dari hati ibunda. Ketika beliau melafal Amituofo di dalam hati, telinganya dapat mendengar dengan jelas nama Buddha yang dilafalnya. Bahkan hingga dalam mimpi, juga melafal Amituofo dan membaca gatha pelimpahan jasa (Semoga jasa dan kebajikan memperindah tanah suci para Buddha). 

Ketika putrinya berbicara dengannya, sepasang matanya akan memandang ke arah putrinya, namun hatinya tetap melafal Amituofo berkesinambungan tak terputus. Usai percakapan bila ditanya apakah beliau mengerti apa yang telah diucapkan, maka beliau akan menjawab tidak mengerti sama sekali. Sepatah Amituofo dilafal berkesinambungan tak terputus.

Upasika Zhuang tidak mengenal huruf sama sekali, namun dia dapat melafal Sutra Hati dan Maha Karuna Dharani, yang paling dia sukai adalah Sutra Usia Tanpa Batas Bab 6 yakni Mengikrarkan Tekad Agung. Ketika praktisi lainnya sedang membaca Sutra Usia Tanpa Batas, dia akan menggunakan jari telunjuknya untuk menunjuk satu persatu aksara di buku sutra, setiap menunjuk satu aksara dia akan melafal sepatah Amituofo.

Hal pertama dan hal terakhir yang dilakukannya dalam keseharian adalah melafal Amituofo, kebaktian pagi dan kebaktian sorenya juga adalah melafal Amituofo, menerima tamu yang datang berkunjung juga melafal Amituofo, dia juga sering pergi membantu melafal Amituofo bagi orang yang telah meninggal dunia. Ada seorang sahabat Dharma yang memberitahu putrinya “Ketrampilan melafal Amituofo ibunda anda sungguh bagus, sewaktu dia melafal Amituofo, keningnya memancarkan cahaya!

Ketekunan dan keseriusan ibunda dalam melatih diri telah menggugah putra putrinya, maka itu selalu bersama dirinya melatih untuk mengikhlaskan, merelakan, melepaskan segala kemelekatan, mempersiapkan diri ketika Buddha Amitabha datang menjemput, mengulurkan tangan untuk menyambut tangan Buddha Amitabha, tanpa keraguan sama sekali langsung mengikuti Buddha Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati.

Tahun 2010, Upasika Zhuang ketika sedang mengikuti “Upacara Kebaktian Pembacaan Amitabha Sutra Berkesinambungan Selama Tiga Sesi” mendadak terserang stroke (pendarahan otak), saat dia siuman kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Amituofo”. Putrinya bertanya padanya, siapa nama saya? Amituofo. Ditanya apa saja jawabannya tetap Amituofo.

Dibawah dukungan para umat di Singapura, putri Upasika Zhuang memohon bimbingan dari Master Chin Kung, bagaimana cara untuk menyembuhkan penyakit ibundanya. Master Chin Kung menjawab : “Carilah tabib baik hati yang belajar Ajaran Buddha”.  Maka itu Upasika Zhuang mengandalkan Maha Raja Tabib Buddha Amitabha dan empat tabib yang kaya akan hati maitri karuna untuk menyembuhkan penyakitnya, dalam waktu singkat kesehatannya telah pulih kembali. Keluarganya dapat merasakan bahwa jasa kebajikan dari nama Buddha Amitabha sungguh tak terbayangkan!    




無量壽經科註第四回學習班  (第九十六集) 2014/11/1
   節錄自 :慚愧法師報告 --- 莊亞琴老居士生平事跡
  (二)

  佛不離心

吳氏姊妹回憶說,母親日日佛不離心。她在心裡念佛號時,耳朵能夠很清楚的聽到自己的念佛聲。甚至連作夢、說夢話亦是在念佛和迴向(願以此功德,莊嚴佛淨土)。兒女跟她講話,她眼睛看著,但心裡念佛不斷。講完後問她是否聽懂了,她就說沒聽懂。一句佛號,持念不輟。

莊老居士不認得一個字,但是會念《心經》和《大悲咒》,她最喜歡《無量壽經.發大誓願第六》。同修們在讀《無量壽經》時,她就用手指著經文,字字都是在念阿彌陀佛。她早晚第一件事和最後一件事就是持名念佛,她早晚課是持念阿彌陀佛,見客人也是在念阿彌陀佛,她還經常去為往生者結緣念阿彌陀佛。有一位佛友對她女兒透露說:您母親念佛念得很好,她的額頭念佛時都在發光!

母親的真修實幹感動了兒女,於是經常和她一起練習看破、放下情執和萬緣,準備阿彌陀佛來接迎時,把手伸出去握緊阿彌陀佛的手,毫不猶豫的即時跟著阿彌陀佛到西方極樂世界。

二0一0年,莊老居士在三時繫念法會中,突然中風(腦出血),她清醒之後的第一句話就是念「阿彌陀佛」。兒女問她,我叫什麼名字?阿彌陀佛。小狗叫什麼名字?阿彌陀佛。問什麼她都說阿彌陀佛。

在新加坡傅居士的協助下,莊老居士的女兒向上淨下空老法師請教,如何治療母親的疾病。老法師說:找一位學佛的或好心的中醫師就沒事了。於是老居士靠著阿彌陀佛大醫王,與四位富有愛心的中醫師的治療,很快就康復了。家人們感到佛號功德真的是不可思議!



Bodhisattva Teladan 01



Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 96) 1 November 2014
(Sharing dari Venerable Can-kui)
Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin
Bagian 1

Yang terhormat guru kami Master Chin Kung, rekan-rekan anggota Sangha sekalian, para praktisi senior upasaka dan upasika sekalian : Amituofo! Hari ini Can-kui ingin menyampaikan laporan yang berjudul Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin.

Pada pertengahan bulan Oktober tahun 2014, saya sedang berada di Toowoomba Australia, mendengar tentang kisah Upasika Zhuang Ya-qin dan merasa sangat terharu. Kemudian saya menyusun kisah beliau untuk dipersembahkan kepada seluruh praktisi Aliran Sukhavati.

Prinsip umum dari pelatihan diri

Upasika Zhuang Ya-qin lahir pada tahun 1937 di Kabupaten Hui`an di Quanzhou, Provinsi Fujian. Menurut dua putrinya, yakni adik dan kakak marga Wu : Ibunda adalah orang yang jujur, penurut dan tekun. Beliau memperlakukan orang lain dengan tulus, bajik, welas asih, hormat dan rendah hati. Beliau juga orangnya pendiam, Buddha tak terpisahkan dari hatinya, paling suka mendengar ceramah Master Chin Kung.

Tahun 1987 Master Chin Kung mulai memberi ceramah di Singapura, Upasika Zhuang Ya-qin mulai sering pergi mendengar ceramah. Meskipun beliau tidak mengenal huruf, namun kemampuan pemahamannya sangat bagus, setelah mendengar ceramah dia mampu menyampaikan garis besarnya kepada orang lain.

Tahun 1991 Upasika Zhuang mengambil Visudhi Trisarana dengan guru visudhi-nya adalah Master Yan Pei, yang memberinya nama Buddhis Fa Xin.

Tahun 1997 mengambil Lima Sila, guru pemberi sila adalah Master Chin Kung. Dalam keseharian Upasika Zhuang mendengar ceramah Master Chin Kung yang berjudul “Sutra Usia Tanpa Batas”, sepanjang hidupnya menggunakan asas “tulus, suci, seimbang, tercerahkan, maitri karuna, ikhlas, rela, bebas, menuruti apa adanya, melafal Amituofo”, sebagai pelatihan diri dalam keseharian.

Biasanya ketika sedang berhubungan telepon dengan putrinya, secara perlahan beliau juga akan menyebut satu persatu prinsip umum pelatihan diri di atas, lalu dilanjutkan dengan melafal Amituofo; sebelum menutup pembicaraan telepon, beliau akan mengulangi lagi asas tersebut, kadang kala akan menambahkan sepatah “Sutra Usia Tanpa Batas”, lalu melimpahkan jasa. Dengan ini beliau memberi manfaat bagi diri sendiri dan insan lain, mempengaruhi anggota keluarganya, begitu tekun dan tak pernah terputus. 


無量壽經科註第四回學習班  (第九十六集) 2014/11/1
   節錄自 :慚愧法師報告 --- 莊亞琴老居士生平事跡
  (一)

學生:懿德堪欽的菩薩行者—莊亞琴老居士生平事跡。

尊敬的師父上人、尊敬的諸位法師、大德居士:阿彌陀佛!慚愧弟子開吉今日恭敬報告的主題是—「懿德堪欽的菩薩行者—莊亞琴老居士生平事跡」。

二0一四年十月中旬,慚愧弟子在澳洲圖文巴,聆聽新加坡莊亞琴老居士的生平事跡,備受感動。因而在此將所見所聞恭敬整理,供養諸位淨宗仁者。

  一、修行綱領

莊亞琴老居士原名曾紅包,丁丑年(一九三七年)出生於福建省泉州市惠安縣。據女兒吳氏姊妹回憶說:母親是一位老實、聽話、真幹的人。她待人誠懇、善良、慈悲、尊重、謙卑。她寡言少語,佛不離心,最喜歡聆聽恩師上淨下空老法師講經。一九八七年起老法師應邀於新加坡弘法,莊老居士經常去聽經。她雖然不識字,但是理解力很好,聽後即能講述老法師所宣義理。

一九九一年莊老居士皈依三寶,三皈證明阿闍黎是上演下培老法師,賜法名法信。一九九七年受五戒,傳戒恩師是上淨下空老法師。莊老居士平日都聆聽老法師宣講的《無量壽經》,一生以老法師「真誠、清淨、平等、正覺、慈悲,看破、放下、自在、隨緣、念佛」二十字綱領,做為日常修學功課。平日與兒女打電話,必然先慢慢念出此二十字綱領,而後再念阿彌陀佛;掛電話前,會再一次念出這二十字綱領,有時還加一句《佛說無量壽經》,然後迴向。以此自度度人,感化家人,勤行不輟。