Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 96) 1 November
2014
(Sharing dari Venerable Can-kui)
Bodhisattva Teladan --- Upasika Zhuang Ya-qin
Bagian 3
Ketulusan Sepenuhnya Mengundang Mukjizat
Upasika Zhuang sepanjang hidupnya melafal Amituofo, mengundang mukjizat
yang tak terbayangkan. Dia berkata pada putra putrinya bahwa sudah beberapa
kali dia melihat Rupang Buddha Amitabha tersenyum padanya, juga melihat
keseluruhan poster Rupang Buddha Amitabha berubah menjadi keemasan.
Suatu hari rumah sedang dicat, setelah pengecatan selesai, poster-poster rupang Buddha hendak digantung kembali ke dinding. Upasika Zhuang
berkata, Rupang Buddha Amitabha warna putih porselen itu harus segera digantung
kembali. (Oleh karena rupang ini beliau undang ke rumah waktu dulu ketika
mendengar ceramah Master Chin Kung di Jushilin, maka itu beliau begitu
menghargainya).
Ketika putrinya sedang memindahkan poster rupang-rupang Buddha, karena
kurang hati-hati sehingga membuat bingkai kacanya pecah, namun hanya bingkai
kaca poster Buddha Amitabha yang masih utuh.
Ada seorang sahabat berkunjung ke rumah Upasika Zhuang di Australia, dia
menyambut temannya dengan gembira. Lalu sahabatnya ini melihat di belakang
Upasika Zhuang muncul Rupang Buddha Amitabha yang sangat besar sekali, serupa
dengan Rupang Buddha Amitabha yang berwarna putih porselen.
Sahabat ini adalah pertama kali melihat Buddha Amitabha, dia berkata : “Lain
kali bila berkunjung lagi ke Australia, pasti harus tinggal di rumah kalian”.
Upasika Zhuang tidak memiliki kemelekatan pada putra putrinya. Tahun
1999, putri sulungnya Wu Ya-yu sebelum meninggal dunia di rumah sakit berkata
pada ibundanya bahwa dia telah melepaskan semua kemelekatan, namun satu-satunya
yang tidak sanggup dilepaskannya adalah ibundanya. Upasika Zhuang berkata pada
putrinya : “Saya telah melepaskan segalanya, kamu juga harus bisa melepaskan
semuanya.
Maka itu Wu Ya-yu melepaskan segala kemelekatan, menfokuskan pikiran
melafal Amituofo. Meskipun dia belum lama belajar Ajaran Buddha, namun dengan
penuh ketulusan dia bertekad mengikuti Buddha Amitabha terlahir ke Alam
Sukhavati. Yang paling tak terbayangkan adalah Wu Ya-yu telah mengetahui
terlebih dulu waktunya terlahir ke Alam Sukhavati (13 November 1999, hari sabtu
pukul 1 siang), bahkan juga terlebih dulu memberitahukan pihak rumah sakit
kapan dia hendak keluar dari rumah sakit, akhirnya Wu Ya-yu meninggal dunia
pada waktu yang telah dia ungkapkan sebelumnya.
Setelah putri sulungnya meninggal dunia, Upasika Zhuang lebih giat
melafal Amituofo. Dia selalu menasehati agar anak-anaknya pergi ke vihara
menjadi relawan, selalu memotivasi putrinya : “Cepatlah pergi membantu vihara,
yang paling penting adalah dapat mengulurkan tangan”. Maka itu putra putrinya
kemudian menjadi relawan di Pure Land Learning College Australia.
Bulan Pebruari tahun 2012 dengan didampingi putra putrinya, Upasika
Zhuang menumpang pesawat terbang dari Australia pulang kembali ke Singapura. Di
dalam pesawat terbang ada seorang pramugara Bangsa Timur Tengah yang rupawan,
setiap kali dia melewati tempat duduk Upasika Zhuang, maka dia akan membungkuk
dan menyalami kedua tangan Upasika Zhuang.
Oleh karena gigi Upasika Zhuang sudah tidak kuat lagi sehingga tidak
mampu mengkonsumsi hidangan vegetarian yang disajikan oleh pihak penerbangan,
pramugara itu khusus menyajikan buat Upasika Zhuang beraneka ragam roti dari
kabin kelas bisnis. Lalu mempersilahkan dirinya memilih sendiri roti yang
disukainya.
Putrinya merasa heran dan bertanya pada ibundanya : “Apakah mama tampak
begitu jelita sehingga pramugara itu begitu baik padamu?” Sebelum turun dari
pesawat, putrinya tidak dapat lagi menahan rasa penasarannya dan bertanya pada
pramugara itu. Tak terduga dengan berlinangan air mata dia menjawab : “Kalian
harus baik-baik menjaga ibunda kalian, oleh karena ibundamu maka itu kalian
mendapat perlindungan”.
Putrinya bertanya lagi : “Apakah anda memiliki kemampuan untuk melihat
sesuatu?” Pramugara itu tertawa sambil menjawab : “Ya benar”.
Setelah kejadian ini berlalu putrinya jadi berpikir, ini pasti di
samping ibunda ada Dewa Pelindung Dharma yang senantiasa melindunginya, cahaya
Buddha menyinari sehingga kami juga ikut terlindungi.
無量壽經科註第四回學習班 (第九十六集) 2014/11/1
節錄自 :慚愧法師報告 --- 莊亞琴老居士生平事跡
(三)
至誠感通
莊老居士一生念佛,感應道交不可思議。她對兒女說,她曾多次看到阿彌陀佛的佛像在對她笑。還看到整幅的阿彌陀佛像變成金色的。
有一次家裡刷油漆,刷好之後要把佛像再掛上去。老居士說,那幅藍底白瓷的阿彌陀佛像一定要掛上。(因為那是她從前在居士林聽老法師講經時所請的佛像,所以格外珍惜)。當女兒去搬動這些佛像時,一不小心把玻璃框給打破了,只有那尊阿彌陀佛像的玻璃框沒有破。
有一位朋友到莊老居士澳洲家裡去拜訪,她很開心的去迎接朋友。結果這位朋友看到,在老居士的背後出現了一尊很大很大的阿彌陀佛像,和藍底白瓷的彌陀聖像一模一樣。這是這位朋友第一次見到阿彌陀佛,她說:下次我來澳洲,一定要住妳們家。
莊老居士對兒女的情執淡薄。一九九九年,她的大女兒吳雅玉往生前在醫院對母親說,她什麼都已經放下,只有母親放不下。她就對女兒說:我已經放下了,妳也要放下。於是吳雅玉放下萬緣,一心專念阿彌陀佛。她雖然學佛不久,但是特別真誠懇切的要跟著阿彌陀佛往生西方極樂世界。令人不可思議的是,吳雅玉事先已經知道自己往生的日期(一九九九年十一月十三日星期六下午一點),並早已通知醫院她要出院的時間,結果吳雅玉果然就在自己指定的日期與時間往生。
大女兒往生後,莊老居士就更加精勤念佛。她總是勸孩子們去道場做義工,經常鼓勵兒女說:快去幫忙,幫得到最重要。因此兒女們都到澳洲淨宗學院當義工。
二0一二年二月兒女陪著母親,搭乘從澳洲回新加坡的航班。飛機上有一位相貌莊嚴的中東空中少爺,每次他經過莊老居士的座位時,都會蹲下來握著她的雙手,或親吻她的手及額頭。由於莊老居士牙齒不好,無法食用飛機提供的素食,這位空中少爺就從商務艙端出一大盤各式各樣的麵包給她吃,讓她慢慢選擇、慢慢享用,說這些全部都是給她的。女兒感到很詫異,就對母親說:妳是不是長得很漂亮,他才對妳這麼好?下飛機前,女兒忍不住向這位空服人員詢問原因。想不到他眼含淚水的說:妳們一定要好好照顧妳母親,就是因為妳母親,所以妳們才備受保護。女兒問他:難道您看得到什麼?他笑著說:是的。事後女兒想,應該是母親身邊有護法神保護,所以佛光普照,我們也因此受保護了。