Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas (Edisi 95) 27 Oktober
2014
Petikan sharing dari Huang Bo-lin
Apabila anda ingin mendidik para makhluk, terlebih dulu anda sendiri
harus sanggup mengamalkannya dengan baik, ingin mendidik insan lain terlebih
dulu diri sendiri harus bersedia menerima pendidikan, ini merupakan kebenaran
yang pasti. Master Chin Kung pernah berkata bahwa tak peduli itu adalah Buddha,
Bodhisattva atau insan suci dan bijak tempo dulu, cara Mereka adalah serupa.
Maka itu kita juga harus menuruti jalan ini, terlebih dulu melatih diri sendiri
dengan baik.
Ada sebagian praktisi Ajaran Buddha yang tidak mengamalkan hal ini
dengan baik, maka itu dia tidak bisa mendidik sanak keluarganya. Di sini ada
sebuah kisah, untuk dibagikan dengan hadirin sekalian.
Ada seorang shijie (shijie adalah sebutan untuk umat wanita dalam Aliran
Mahayana), dia sendiri mempelajari Ajaran Buddha, suaminya ketika masih muda
suka berjudi sehingga menghabiskan seluruh harta benda milik shijie ini. Maka
itu selama ini shijie ini terus memendam kebencian di dalam benaknya, terhadap
suaminya, dia merasa sulit untuk bisa diselamatkan.
Kemudian setelah suaminya divonis menderita penyakit kanker rongga mulut, saat penyakitnya kritis bagaimanapun sulit untuk
menghembuskan nafas terakhir, shijie ini setiap hari menemani suaminya di rumah
sakit. Di hatinya tetap ada kebencian yang mengganjal, membenci suaminya
menghabiskan uang miliknya di meja judi, dia masih belum melepaskan kemelekatan
ini.
Melihat suaminya bagaimanapun tidak bisa menghembuskan nafas terakhir,
maka shijie ini juga merasa gelisah dan sedikit tidak sabar. Dia tidak sanggup
menjadi guru maupun menjadi teladan, tidak mampu menjadi pemimpin, atau sebagai
sanak keluarga, pemimpin adalah pelindung, guru adalah pendidik.
Kemudian dia pergi mengundang Master Dao Zheng datang memberi ceramah
pada pasien. Oleh karena sepasang tangan suaminya saat masih muda suka berjudi,
lalu bagaimana cara Master Dao Zheng untuk mengurai jalinan jodoh dan kekuatan
karma buruk mereka? Yakni dengan mengubah sudut pandang.
Master Dao Zheng mengangkat sepasang tangan pasien, lalu menenangkannya
: “Amituofo! Upasaka XX, sepasang tangan anda ini tempo dulu telah melakukan
perbuatan yang tidak benar”, Master Dao Zheng tidak nyaman mengatakan bahwa
pasien itu suka berjudi, tetapi Master mengatakan : “Sepasang tangan ini tempo
dulu telah melakukan perbuatan yang tidak benar, sekarang kita memancarkan
pikiran baik, marilah kita melafal Amituofo. Apa tujuan melafal Amituofo? Yakni
untuk menjadi Buddha”.
Master Chin Kung pernah menceramahkan bahwa apa tujuan kita belajar
Ajaran Buddha? Yakni untuk mencapai KeBuddhaan. Mengapa kita harus terlahir ke
Alam Sukhavati? Yakni untuk menjadi Buddha.
Master Dao Zheng melanjutkan lagi berkata, marilah kita mempergunakan
sepasang tangan kita untuk melafal Amituofo, lalu melafal Namo Amituofo! Namo
Amituofo! Beginilah Master Dao Zheng membimbing pasien melafal Amituofo.
Kemudian pasien mengikuti guru melafal Namo Amituofo! Namo Amituofo! Setelah
melafal hingga satu kurun waktu kemudian, hati maitri karuna pasien muncul
keluar, kelembutan hatinya juga timbul ke permukaan.
Master Dao Zheng berkata padanya : “Sepasang tangan ini waktu dulu telah
melakukan perbuatan yang tidak baik, sekarang kita mengalihkannya, sepasang
tangan ini kelak setelah mencapai KeBuddhaan adalah sepasang tangan yang
digunakan untuk menyelamatkan para makhluk, menjadi sepasang tangan
Bodhisattva, setuju?”
Pasien itu menyadari bahwa sepanjang hidupnya sepasang tangannya
digunakan untuk berjudi sehingga menciptakan jalinan permusuhan yang besar
dengan istrinya. Setelah mendengar perkataan Master Dao Zheng, air mata
mengalir dari pelupuk matanya, merasa sangat menyesal. Demikianlah setelah
menyesal dan melinangkan air mata penyesalan, setelah melafal Amituofo hingga
sekitar 30 menit kemudian, pasien itu menghembuskan nafas terakhir.
Setelah memberi ceramah pada pasien, Master Dao Zheng membiarkan istri
pasien meneruskan sendiri melafal Amituofo, setelah melafal Amituofo selama
beberapa menit kemudian, Master Dao Zheng menjenguk pasien lain yang ada di
kamar sebelah. Sebelum beranjak pergi, terlebih dulu Master Dao Zheng memberi
pemberkatan Air Maha Karuna Dharani, memercikkannya ke bagian mulut dan kanker
tenggorokan pasien.
Kemudian Master Dao Zheng menuju ke kamar pasien sebelah, ketika beliau
sedang memberi ceramah pada pasien lain, tiba-tiba shijie itu datang dengan
sikap yang panik dan berkata : “Guru! Guru! Suamiku telah menghembuskan nafas
terakhir, suamiku telah menghembuskan nafas terakhir!”
Oleh karena pada saat pertama kali shijie ini bertemu dengan Master Dao
Zheng, dia berkata pada master, kenapa suaminya begitu sulit dan masih juga
belum menghembuskan nafas terakhir? Yakni serupa dengan bahasa umum kita,
kenapa masih juga belum mati? Karena karma buruk itu masih ada, kebencian itu
masih ada dan lagi kemelekatan masih ada.
Maka itu ketika dia berkata pada Master Dao Zheng, suamiku sudah
menghembuskan nafas terakhir, mengapa begitu cepat? Master Dao Zheng berkata :
“Bukankah anda ingin dia meninggal dunia secepatnya?” Inilah yang kita
bahas di depan, terlebih dulu kita harus meluruskan diri sendiri, shijie ini
bukannya melatih diri sendiri terlebih dulu, bagaimana bisa pergi mendidik
insan lain?
Maka itu Master Chin Kung berkata, para Buddha, Bodhisattva dan insan
suci dan bijak tempo dulu juga berlaku sedemikian, kita harus menuruti jalan
ini, terlebih dulu melatih diri sendiri dengan baik, meluruskan diri sendiri,
barulah dapat mendidik insan lain, ini disebut dengan memberi manfaat bagi diri
sendiri dan makhluk lain, barulah bisa mencapai kesempurnaan.
無量壽經科註第四回學習班 (第九十五集) 2014/10/27
節錄自
: 黃柏霖報告題目「咸共遵修普賢大士之德」。
你要教化眾生,你一定要先自己修好,要教育別人,自己本身要先受教育,他說這是一定的道理。老法師說,無論是中國的古聖先賢,印度的這些佛菩薩們,每個人都是這樣的做法,乃至於十方世界一切諸佛,也沒有例外。所以,我們必須要遵循這條道路,一定要先把自己修好。
有些學佛人本身就是沒有把這條做好,以致他就不能夠去教化他的家親眷屬。這裡就有個故事,來跟各位分享。有一個師姐,她本身是學佛,她的先生在年輕的時候,就把這個學佛的師姐的錢全部都花光了,把它賭博輸光了。所以這個師姐本身心中一直都有怨,對她先生,她也覺得她先生剛強難化。後來她師兄得癌症(口腔癌)以後,要捨報的時候,一直都沒有辦法斷氣,這個師姐在病房每天都陪著她師兄。她心中因為一直有怨,怨她先生在年輕的時候把她的錢賭博輸掉了,她一直沒有把這個執著放下來。就是我們前面提到的那句話,「休執己見而拒諫,勿以成心而蓄疑」。她先生在醫院怎麼樣都沒辦法斷氣捨報,那位學佛師姐也很煩,不耐煩。她就不能夠作師作範,不能作君、作親、作師,作之君,君就是領導,親就是愛護,師就是教化。
後來她就去請示懺雲老法師弟子道證法師來為病人開示。因為她先生很喜歡賭博,兩隻手在年輕的時候喜歡賭博,道證法師怎麼來化解他們之間的這個惡緣跟業力?你只要正己就有辦法化人。《感應篇彙編.忠孝》中有講說「一撥便轉」,一撥便轉以後,然後「一挑便現」,就是轉念而已。道證法師就跟這位口腔癌病人,法師就把病人雙手扶過來,法師安慰說:「阿彌陀佛!某某居士,你這兩隻手以前都去做一些不端正的行為」,道證法師也不好意思說他好賭。她說,「這兩隻手以前都做一些不端正的行為,現在我們發個善念,我們來念佛。念佛的目的要做什麼?就是要作佛」。老法師講,學佛要做什麼?學佛就是要作佛。為什麼要生西方極樂世界?要作佛、要作菩薩。
道證法師就跟這個師姐的師兄說,我們把這兩隻手我們拿來念佛,就跟他講,南無阿彌陀佛!南無阿彌陀佛!法師就這樣帶他念佛。後來他也跟著師父,南無阿彌陀佛!南無阿彌陀佛!等到念到一段時間以後,他那個慈悲心就生出來,他那個柔軟心就生出來。道證法師就跟他講,她說:「這兩隻手以前做了一些不端正的行為,我們現在把它轉化成,這兩隻手將來成佛以後,拿去做救人的手,做菩薩的手,好嗎?」那位師姐的先生,他知道他自己一生這兩隻手造了很多賭博惡業,跟他師姐結了這麼大的怨。聽到師父這樣說以後,兩行的眼淚就掉下來,就很懺悔,懺悔心就生出來。後來就這樣流下懺悔的眼淚以後,大概念了三十分鐘的佛號,那個師兄就斷氣了。
法師給他開示完以後,大概讓他師姐在現場再繼續跟他念佛,大概念幾分鐘以後,道證法師到隔壁病房去看另外一個病人。在還沒有離開以前,道證法師有用大悲水,把那位師兄嘴巴、還有他喉癌這個地方,用大悲水給他甘露,給他滋潤一下。結果道證法師到隔壁病房去,跟其他病人開示的時候,那個師姐蹦蹦就跑過去,她說:「師父,師父!我先生斷氣了,我先生斷氣了!」因為她剛開始去跟師父講說,她先生怎麼會這樣斷不了氣?也就是說我們一般俗話講說怎麼死不了?因為那個業還在,那個怨還在,還有執著還在。所以她去跟道證法師講說,我先生斷氣了,怎麼那麼快?道證法師說:妳不是要他馬上捨報嗎?這就是什麼?我們前面講說妳要先端正自己,那個師姐就是沒有正己,她怎麼去化人?
所以老法師說,我們看中國的古聖先賢,印度的這些佛菩薩,每個都這樣的做法,乃至於十方世界一切諸佛,也沒有例外。我們必須要遵循這條道路,一定要先把自己修好,把自己修好就是正己,能夠去度化別人就是化他,叫自覺、覺他、覺行圓滿。