Berat Cinta Jatuh ke Alam Saha
(Bagian 6)
Sambil
melafal Amituofo sambil menciptakan karma tumimbal lahir, pada akhirnya malah
gagal terlahir ke Alam Sukhavati, oleh karena akar cinta belum dicabut, maka
saat menjelang ajal akan muncul kemelekatan pada nafsu cinta.
Jadi bagi
praktisi Pelafal Amituofo, jenis-jenis nafsu cinta apa saja yang bisa
merintanginya terlahir ke Alam Sukhavati?
1. Kemelekatan Cinta Pada Keluarga
Mungkin inilah yang merupakan rintangan terbesar.
Jadi ini harus melihat bagaimana kemampuan anda menyeimbangkan, barulah takkan
diseret olehnya, bila membawanya menuju arah tumimbal lahir, maka keluarga akan
jadi rintangan untuk terlahir ke Alam Sukhavati. Tetapi bila anda dapat
menyeimbangkannya, mengendalikannya dengan kebijaksanaan, sehingga rumah tangga
berjalan mengikuti jalur yang benar, maka rumah tangga akan menjadi jodoh
pendukung terlahir ke Alam Sukhavati.
Semua ini tergantung pada diri anda sendiri, apakah
dapat mengendalikannya dengan baik atau tidak, jadi semuanya kembali pada hati
sendiri. Namun, kebanyakan dari kita dikarenakan hatinya yang tidak kuat,
jadinya malah diatur oleh nafsu cinta, akhirnya hanyut terbawa arus cinta
keluarga dan orang-orang yang disayangi, menjadi rintangan terbesar dalam upaya
terlahir ke Tanah Suci Sukhavati.
Mengapa dikatakan demikian? Bagi anda, hubungan
yang paling dekat adalah anggota keluarga. Tak peduli apakah berada bersama
setiap harinya, mereka juga merupakan sosok yang paling anda cemaskan.
Maka itu saat menjelang ajal, anda takkan
mencemaskan tetangga anda, juga takkan
merisaukan siapa-siapa, tapi yang paling anda khawatirkan adalah suami anda,
anak-anakku, harta bendaku……….selama ada satu hal saja yang belum dilepaskan,
maka takkan bisa menfokuskan pikiran melafal Amituofo.
Coba amati sejenak situasi sekarang ini maka jelas
sudah. Umpamanya anda sedang berpergian, apakah hatimu akan selalu memikirkan
rumah? Lalu apakah juga ikut memikirkan tetangga? Atau memikirkan penduduk yang
satu kota dengan anda? Tentu saja tidak. Anda cuma bisa memikirkan rumah
sendiri, keluarga sendiri, mustahil bisa memikirkan orang lain.
Bahkan yang paling jelas apabila ada kejadian gempa
bumi atau kebakaran misalnya, yang pertama-tama muncul dalam pikiran anda tidak
mungkin adalah bagaimana keadaan tetanggaku, atau bagaimana keadaan penduduk
kota ini, yang pasti adalah cepat-cepat angkat telepon menanyakan kabar
keluarga anda sendiri.
Seperti juga hari biasanya, apa saja kejadian yang
berlaku dalam keluarga sendiri, langsung membuat hatimu terseret, hal ini akan
membuat hatimu berguncang begitu hebat. Contohnya ada anggota keluarga yang
terserang flu, anda akan begitu cemas, perasaan begitu berkecamuk; anak baru
saja batuk beberapa kali, namun perasaanmu sudah remuk. Kalau keuangan
mendukung maka cepat-cepat diantar ke rumah sakit, memikirkan segala cara untuk membebaskan si anak dari derita, dengan
ketulusan sepenuhnya mendoakan agar anak sendiri lekas sembuh.
Coba kalau bukan keluarga sendiri yang jatuh sakit,
maka tidak merasa apa-apa. Umpamanya ada keluarga tetangga yang sakit parah,
setiap hari mengeluh sakit sana sakit sini, namun diri sendiri juga tetap kebal
dan mati rasa. Atau saat di rumah sakit melihat pasien keluarga lain, meskipun
penyakitnya adalah kanker, namun hati sendiri juga mati rasa.
Pokoknya tidak ada kaitannya dengan diri sendiri, malas
dipikirin. Kadang kala juga merasa orang sakit kasihan sekali, ini juga
munafik, padahal cemas saja tidak, sama sekali tidak punya sikap cemas seperti
terhadap keluarga sendiri.
Andaikata anda sedang merantau di negeri orang,
setiap tiba perayaan Imlek atau hari besar lainnya, pasti akan teringat pada
rumah, merindukan keluarga sendiri. Seperti kata pepatah “Setiap tiba perayaan
festival akan ditemani kerinduan pada keluarga”.
Pasti akan memikirkannya, andaikata saat sekarang
bisa berkumpul bersama keluarga, betapa bahagianya. Tapi sekarang cuma seorang
diri berada di kejauhan, sungguh merana. Hati anda pasti akan merasa amat
tersiksa, ini berasal dari kemelekatan cinta pada keluarga. Berapa dalam kadar
cinta ini maka begitu kuat pula kerinduan yang muncul dan begitu besar pula
siksaan yang dialami.
Maka itu Hukum Sebab Akibat takkan meleset. Yang
tidak sanggup anda lepaskan adalah anggota keluarga anda. Dikarenakan
kemelekatan cinta ini sehingga anda akan memikirkannya, anda takkan memikirkan
musuh anda, oleh karena tidak ada rasa cinta.
Bayangkan semasa hidup saja, kala merindukan
keluarga juga bisa begitu bersedih, apa lagi saat menjelang ajal harus berpisah
buat selama-lamanya? Bagaimana anda mampu menahan sakitnya ini? Bagaikan
disayat-sayat oleh belati yang tajam.
Kita juga sudah pernah menonton film bertemakan
jalinan asmara, ketika sepasang kekasih terpaksa harus berpisah, betapa pilu
dan tersiksanya. Bila kita amati orang-orang yang ada di sekeliling kita, juga
dapat menemukan kejadian sedemikian rupa.
Contohnya ketika seseorang hendak melanjutkan studi
di Luar Negeri, maka harus meninggalkan kampung halaman dan sanak keluarganya;
saat tamat sekolah harus meninggalkan sahabat-sahabat baiknya; atau bahkan
harus meninggalkan kekasihnya atau melanjutkan cinta jarak jauh; atau harus mencari
kerja di negeri lainnya lagi dan sebagainya.
Pokoknya selama terjadi tahapan perpisahan, harus
merasakan berbagai siksaan perasaan. Terutama saat di terminal bus, lapangan
udara, kita dapat melihat adegan-adegan perpisahan dari orang-orang yang saling
mengasihi, saling menangisi perpisahan, akan tampak sikap yang begitu saling
tidak ingin berpisah, betapa sengsaranya.
Ini dikarenakan di hati mereka sudah ada ikatan,
sehingga tidak ingin berpisah lagi. Semakin mendalam cinta yang dicurahkan maka
semakin besar pula siksaan akibat perpisahan.
Coba bandingkan keadaan ini dengan keadaan saat
menjelang ajal, saat itu sudah sampai di gerbang hidup dan mati, hendak
berpisah buat selama-lamanya. Bukan persoalan satu atau dua tahun lalu bersua
lagi, tapi selama kalpa-kalpa yang panjang takkan bersua lagi. Bayangkan,
bagaimana hati manusia takkan saling mendambakan? Bagaimana mereka sanggup
melepaskan? Terpikir bahwa perpisahan kali ini adalah buat yang selama-lamanya,
tentu saja dia takkan sudi pergi.
Lihat saja saat sekarang juga sudah tahu, umpamanya
orang yang kita cintai sedang bekerja di luar negeri, saat perayaan Imlek baru
pulang berkumpul bersama keluarga. Waktu baru pulang hatinya begitu senang,
tapi beberapa hari kemudian harus pergi lagi kembali bekerja, saat itu pasti
merasa amat bersusah hati, sedih sekali, saat akan berpisah, nafsu cinta itu
akan segera muncul dan enggan untuk berpisah, bukankah demikian rupanya?
Atau anggota keluarga yang biasanya berada bersama
kita, mendadak meninggal dunia, hati anda tentunya merasa amat kehilangan
sehingga begitu bersedih hati, betul? Mungkin anda juga merasa heran, biasanya
saya juga tidak terlalu melekat padanya, kenapa begitu berpisah hati akan
merasa begitu sedih?
Ini dikarenakan dalam keseharian anda cuma memendam
rasa cinta itu, hanya saja anda tidak menunjukkan keluar, bahkan merasa tiap
hari berada bersama itu adalah membosankan. Tetapi begitu hendak berpisah,
kemelekatan cinta itu baru muncul keluar.
Maka itu, saat sekarang ini bila meminta anda
merenungkan situasi saat menjelang ajal, anda mungkin akan bilang takkan
merindukan siapa-siapa, harusnya saat itu tidak ada masalah dan pasti berhasil
terlahir ke Alam Sukhavati.
Tapi apabila bukan mulai sekarang anda mengikis
kemelekatan cinta itu, sampai saat menjelang ajal pasti akan muncul, saat itu
keluarga yang anda sayangi pasti akan menjadi rintangan terbesar. Oleh karena
diri sendiri juga tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan diri, maka itu
terpaksa mengikuti arus cinta bertumimbal lahir lagi, menikmati kesengsaraan
tak berujung.
Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra
Usia Tanpa Batas
Edisi 219
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 19 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education
Foundation
Kode Artikel
02-042-0219
愛不重不生娑婆
(六)
一邊念佛,一邊增長生死因緣,明顯是沒修到往生資糧。結果到臨終的時候,由於愛根未斷,就會現前對世間的貪愛執著。我們前面也講過,臨終的時候如果淨業沒有成熟,則必定不得往生。所以,在這個重要的問題上,大家一定不能輕視。
那麼,對於臨終來說,哪種愛執會成為往生的最大障礙呢?
(一)家庭恩愛,臨終障緣
按照現在大多數人的狀況來看,臨終時最大的往生障礙,很可能是家庭。
一切因緣法本來沒有自性,往什麼方向發展,最後的結果是好是壞,就看你能不能把握好。家庭也是一樣。如果你在這上面沒有調配好,就會受到它的牽連,往輪迴的方向走,這樣家就會成為往生的障緣。如果你能夠調配好,以智慧控制,讓整個家庭在隨順正理的軌道上運行,就會成為往生的助緣。而是否能夠把握好,關鍵在於自己的心。但是,我們很多人由於心沒有力量,只能任憑貪愛煩惱的擺布,結果自己的心就會隨家庭而轉,所愛的人就會成為往生極樂的最大障礙。
為什麼會這樣呢?對你來說,關係最密切的就是家庭成員,無論是否天天在一起,他們都是你最牽掛的人。所以,到臨終的時候,你不會牽掛鄰居,也不會牽掛單位裡的同事,更不可能牽掛什麼陌生人。你最牽掛的無非就是我的丈夫、我的孩子、我的財產……就是圍繞在你身邊的這些人和事。只要有一個放不下,就會纏縛住你的心,就會導致無法正念往生。
這一點你觀察一下現在的情況就很清楚。比如說你出門在外,那麼你的心會常常想起什麼?會想鄰居嗎?會想哪座城市裡的什麼建築、公園嗎?顯然是不會的。你只會想自己的家,想自己的家人。尤其是發生地震、火災等的時候,你第一個念頭肯定不是想周圍的飯店、超市怎麼樣了,或者鄰居家會不會有事,肯定是不假思索的給自己的家人打電話,心裡最在乎的是自己家裡的人。
平時,他們稍微有一點什麼事,馬上就會牽住你的心,你會因此心亂得非常厲害。比如家人得個感冒,你都會心痛不已;孩子咳嗽幾聲,你就會覺得自己的心好像揪在一起了。如果條件允許,會趕緊送到醫院,想盡一切辦法幫他減輕痛苦,一心盼望他能快快痊癒。但是,如果不是自己的家人生病,就會沒什麼感覺。比如,自己周圍的其他人已經病入膏肓,每天都痛苦萬分,自己的心也很可能無動於衷。或者,當看到醫院裡其他病人的時候,哪怕是癌症患者,自己的心也可能會很麻木,覺得反正跟自己沒關係,根本懶得去想他們。偶爾造作的想想病人真可憐,自己也覺得挺假的,完全沒有擔心自己家人的那種感覺。
如果你一個人在異國他鄉,每到過年過節的時候就會想家,想念自己的親人。正所謂「每逢佳節倍思親」。會想到,如果自己現在和家人在一起,闔家團圓,那是多麼美滿幸福。如今一個人孤孤單單,舉目無親。心裡會自然湧現無盡的傷感。這就是由於過去那種情執的積累,遇到這種境緣,在這個時刻,就會不由自主的現出來。曾經的感情有多深,這時思念的痛就會有多強。這就是情感的執著引生的痛苦。
所以,心上的因因果果是絲毫不會有差錯的。你最割捨不下的就是那些最親的家人。因為感情上的牽纏最多,由於過去的愛執,自然會去想他。而你不會去想陌生人或者仇人,因為對他們從來沒有愛執過。
既然愛執是如此的深,那麼到臨終的時候,頓然之間就要全部捨棄,你又怎麼能忍?你心裡一定會割捨不下,這是心的必然規律。大家都看過很多愛情方面的電視、電影,戀人在分別的時候都是很難受的,傷心欲絕,痛徹心扉。我們觀察自己或者身邊人的經歷,也能發現這一點。比如自己要到遠方上學,必須離別家鄉,離開親人;畢業的時候要離開關係非常好的朋友、同學;或者跟相愛的人分居兩地,偶爾才能見面;或者要去異國他鄉工作等等。總之在短暫離別的時候,都會出生強烈的愛別離苦。尤其在車站、機場就能看到,親人或者戀人分開的時候,大家都會哭,都特別的難捨難分,心裡特別痛苦。這就是因為彼此的心和心已經纏繞在一起了,就不想分開。愛得愈深,就愈是難以割捨。
以此類比臨終時的狀況,那時已經到了生死關頭,要永遠的訣別。那不是一年半載見不到,而是長劫都不會再相見了。你想想看,在這種時刻,人的心怎麼可能不留戀?想到從此之後再也見不到了,肯定是不願意離開。看看現在的狀況就知道,比如自己最愛的人平時在外地工作,只有過年的時候才能回到家鄉,闔家團圓。剛回來的時候很開心,想到幾天後就要離開,當時可能不會特別難過,但是到了臨別之時,眷戀的心自然就現起了,那時會難以抑制的生起愛戀,特別不想跟他分開,是不是?或者自己平時認為不是很執著的家人,突然之間去世了,你心裡也會非常難受,很長一段時間走不出那種痛苦的狀態,對不對?可能自己也覺得奇怪,我平時不是很貪戀他,為什麼離別會這麼難過?這就是由於心底還深深地埋藏著愛種子。只是平時沒發現,甚至還會認為天天在一起生活挺煩的。但是一旦要面臨離別,在那個關鍵時刻,愛戀的心必定會顯發出來。所以,讓你現在想想臨終時的情況,你可能會覺得自己不會眷戀什麼人,應該能往生。但是,如果現在沒有以對治法斷除愛執,到時候愛戀之心必然會現行。那時候,所愛的家人就會成為你往生的最大障緣。因為自己的心絲毫沒有對治的力量,所以不得不在貪愛煩惱、輪迴染業的牽引下繼續流轉生死,無法順利往生。
無量壽經科註第四回學習班 自了法師、李桃 (第二一九集) 2016/5/19 香港佛陀教育協會 檔名:02-042-0219