Senantiasa Merenungkan Ketidakkekalan
(Bagian 2)
2. Saat
Menjelang Tidur
Master
Dhyana Xue-feng berkata bahwa kehidupan manusia adalah tidak kekal, malam ini
setelah melepaskan sepatu dan kaus kaki, entah berapa orang yang setelah
berbaring di tempat tidur dan tidak bangun lagi.
Maka itu setiap
malam saat menjelang tidur harus merenungkan : Banyak orang yang tidak
menderita penyakit apa-apa, tapi begitu terlelap tidak bangun lagi. Andaikata
malam ini saya tertidur lalu sehela nafasku tak kembali lagi, bagaimana kalau
saya ternyata meninggal dunia dalam tidurku? Bukankah ini berbahaya sekali.
Maka itu saya harus menfokuskan pikiran melafal Amituofo, memusatkan perhatian
ke Alam Sukhavati.
Selain ini
juga harus mengamati hati sendiri, merenungkan : Kalau malam ini saya terlelap
buat selama-lamanya, lalu terhadap manusia dan urusan di dunia saha ini, apakah
masih ada yang saya khawatirkan? Jika masih ada yang jadi kekhawatiran di hati
maka harus bisa mengurai ikatan ini. Oleh karena bila masih ada ganjalan di
hati, matinya tentu gelisah.
Andaikata
masih ada yang belum diselesaikan, maka tuntaskan dulu, jangan biarkan ganjalan
ini jadi penghalang yang merepotkan. Andaikata terhadap ayahbunda, putra-putri,
istri atau kekasih, harta benda, dan lain sebagainya, tidak sanggup melepakan,
maka hatimu jadi dililit, dikurung, mana mungkin bisa terlahir di tanah suci
dengan bebas tanpa rintangan?
Atau boleh
juga mengamatinya sedemikian rupa : Bagaimana bila sekarang Buddha Amitabha
datang menjemputku ke Alam Sukhavati, apakah saya bersedia langsung pergi
mengikutiNya? Kalau di hati sudah tidak ada ganjalan lagi, tentunya bisa
langsung mengikuti Buddha Amitabha pergi ke Alam Sukhavati, sebaliknya kalau
diri sendiri masih bimbang menentukan keputusan, tidak ingin segera ke Alam
Sukhavati, masih mendambakan dunia ini, maka ini akan menjadi penghalang
terlahir ke Alam Sukhavati.
Lantas
bagaimana cara menangani persoalan ini? Pertama-tama anda harus lebih memahami
tentang Hukum Karma, penderitaan tumimbal lahir, barulah anda dapat melihat
dengan jelas bahaya dari alam saha ini. Kalau tidak demikian, anda akan merasa
bahwa dunia ini damai adanya, indah dan bagus. Dengan demikian akan menjadi
dambaan hatimu, melekat dan tidak sudi melepaskannya.
Maka itu
mesti melihat fakta yang sesungguhnya dari alam saha ini, harus mengenali jelas
bahwa keluarga adalah bagaikan rumah yang sedang dilalap si jago merah, istri
dan anak-anak adalah musuh kerabat penagih hutang.............setelah melihat
dengan jelas, maka segera bangkitkan pikiran benar (melafal Amituofo). Takutnya
nanti malam saat menjelang tidur masih saja serupa malam kemarin, diliputi
banyak kekhawatiran.
Kita membaca
tentang kisah para praktisi yang berhasil terlahir ke Alam Sukhavati,
diantaranya bahkan ada yang buta aksara, tapi mereka lebih bijaksana dari yang
lainnya, mengetahui bahwa melekat pada dunia ini adalah penghalang terbesar
untuk terlahir ke Tanah Suci Sukhavati. Maka itu terhadap manusia dan urusan di
dunia ini, mereka mampu mengikhlaskan.
Kemudian
kita dapat mengamati tabiat kita melalui kejadian dalam mimpi. Yakni ketika
bangun tidur, amatilah apakah dalam mimpi semalam ada yang berkaitan dengan
upaya terlahir ke Alam Sukhavati. Jika bermimpi Buddha Amitabha, Bodhisattva
Avalokitesvara, Bodhisattva Mahasthamaprapta, atau Bunga Teratai, maka tabiat
Tanah Suci yang dibina amat bagus.
Meskipun
demikian, juga tidak boleh merasa bangga tapi harus terus meningkatkan kemajuan
batin, berharap agar bisa mencapai yang lebih baik lagi. Dengan demikian
tingkatan Bunga Teratai yang dicapai akan lebih tinggi lagi.
Sebaliknya
kalau mimpinya malah berkaitan dengan alam saha, ini merupakan kondisi tumimbal
lahir, berarti hati yang melekat pada alam saha masih begitu kuat. Ini
menunjukkan masih jauh dari tabiat Tanah Suci, setahun ada 365 hari, kalau
tidak ada sebutir pun mimpi yang berkaitan dengan tanah suci, maka coba
pikirkan apakah anda ada atau tidak berniat terlahir ke Alam Sukhavati?
Dengan
demikian pasti bisa memberi peringatan bagi diri sendiri, mesti meningkatkan
ketekunan.
Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra
Usia Tanpa Batas
Edisi 220
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 21 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education
Foundation
Kode Artikel
02-042-0220
時時憶念死亡無常
(二)
(二)睡時警策
雪峰禪師說:「一盞孤燈照夜臺,上床脫了襪和鞋,三魂七魄夢中去,未委明朝來不來。」這就是告訴我們,人的生命是無常的,今天晚上脫了腳上的鞋襪,不知道有多少人會死在床上。所以,每晚臨睡時要這樣想:很多人都是沒得什麼病,在沉睡中死的。如果我今天晚上一氣上不來,在睡覺時死了怎麼辦?這是很危險的。所以我一定要一心專注在阿彌陀佛上,專注在極樂世界上。
另外,這時還要觀察自己的心,可以這樣想:如果我今晚就死了,那麼我對這娑婆世界的人和事還有牽掛嗎?如果有重要的心事,就應當設法放下,因為人有心事就死得不自在。如果有人事糾纏,就要及早解決,不然到臨終的時候牽纏在心裡就麻煩了。如果對這世俗中的父母、兒女、嬌妻、財產等等這些放不下,那麼你的心就會被這些牽住、綁牢,就往生不了。所以要把這些全部看破,不再執著,心裡才會輕鬆。這樣心事了了,萬緣放下,就可以直接去極樂世界了。
或者可以這樣觀察:如果阿彌陀佛現在就來接我去極樂世界,那麼我要不要直接跟阿彌陀佛走?如果心裡沒有任何牽掛,能夠毫不猶豫的發起立即動身去極樂世界的心,那說明你的出離心還可以。如果自己還下不了這個決心,不想立即往生極樂世界,那就很危險了。說明你的出離心遠遠不夠,你還很留戀這個世間,你的心還是深深的扎在輪迴裡面。而這種貪戀世間的心,就是你往生最大的障礙。
那麼,該怎麼解決呢?首先你一定要多了解因果,了解輪迴中的種種苦,這樣你才能看清楚這個世間的過患。否則在你的心裡,世間是安樂的、是美好的,這樣就會成為你心心念念留戀、貪執、放不下的地方,那就很危險。所以,你現在一定要反過來看清楚這一切的真相,要認識到家庭就是火宅,妻子是冤家,兒女是債主……看清楚後,還要隨時提起正念。以免明天晚上睡前還跟今天晚上一樣,有那麼多放不下的事。
所以平常就要警惕自己的心,對這個世間一定要逐漸的看淡、看破。我們都看過很多往生方面的傳記,有些往生的人,在世的時候是沒有文化的普通人。但是他們比一般人有智慧,知道對世間的耽著是往生極樂世界最大的障礙,所以他對世間上的人和事都能看得破、放得下。比如一個女人,最難放下的就是兒女,但這些成功往生的人到最後都能放下,因為她知道貪著兒女障礙往生,所以平時就能想清楚、看得破,這就是有智慧的表現。但是一般人對這個世間的貪戀太深,所以到緊要關頭就放不下,就沒辦法往生。所以,如果自己也有這個問題,對世間有看不破、放不下的事,那就必須提前解決,否則到臨終的時候就會障礙你往生。
另外,也可以通過夢境來檢查自己的習氣。也就是說,每天早上醒來的時候,要檢查一下自己有沒有做跟往生極樂世界有關的夢。如果夢見阿彌陀佛、觀世音菩薩、大勢至菩薩等等,或者夢見蓮花,這說明淨土的習氣已經很好。無論是夢到什麼與淨土相關的境相,你都要策勵自己更加精進,希望能得到更好的,這樣品位就可以升高。要這樣提醒自己不斷的進步。但是,如果夢到的都是娑婆世界的事,都是輪迴世間的境相,就表明貪戀娑婆的心還很強。這樣就不行,說明淨土的習氣還差得遠。如果一年三百六十五天,沒有幾次能夢到有關淨土的境相,那你想想看,自己是真正想往生極樂世界的人嗎?這樣就必須策勵自己,一定要加緊用功。
無量壽經科註第四回學習班 自了法師 (第二二O集) 2016/5/21 香港佛陀教育協會 檔名:02-042-0220