Berat Cinta Jatuh ke Alam Saha
(Bagian 7)
2. Dalam
Keseharian Belajar Melepaskan Kemelekatan, Saat Ajal Takkan Ada Kekhawatiran.
Maka itu,
saat sekarang juga harus berusaha mengurai problema di hati, jangan lagi diikat
oleh nafsu cinta yang berat. Kalau tidak sudi mengurainya, maka nafsu cinta ini
kian hari kian parah. Kalau begini, ikatan kasih kian hari kian menebal, kian
lama kian mengental.
Bagimu,
ikatan keluarga barulah merupakan yang terpenting, sehingga kekuatan karma suci
begitu lemahnya. Sampai saat menjelang ajal, anda tidak punya cukup waktu buat
mengurai semua simpul ikatan ini, kalau bukan cinta yang ini maka cinta yang
itu. Kalau hatimu terus mendambakan keluargamu, maka hati akan begitu terluka
bagaikan disayat-sayat belati yang tajam. Mana mungkin masih ada hati yang
bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati?
Coba
pikirkan, dalam keseharian saja tidak mau belajar melepaskan, tiba saat
menjelang ajal, apakah anda bisa memiliki kekuatan dalam sekejab melampaui
semua bentuk ikatan cinta? Dalam keseharian saja tidak sanggup menfokuskan diri
melafal Amituofo, tiba saat menjelang ajal, apakah sanggup mengeluarkan
keyakinan dan tekad menyeluruh? Pada umumnya ini adalah mustahil.
Maka itu
dalam waktu keseharian mesti menyelesaikan ganjalan yang satu ini, barulah saat
menjelang ajal takkan ada kekhawatiran, barulah bisa terlahir ke Alam Sukhavati
dengan bebas tanpa rintangan. Maka itu, mulai sekarang sudah harus belajar
melepaskan ikatan cinta duniawi sampai sebersih-bersihnya.
Pikirkanlah
dengan jernih, hanya dengan demikian barulah bisa mencapai arah dan tujuan yang
bagus, bila cinta individual bisa hambar selapis maka niat terlahir ke tanah
suci akan bertambah setingkat, keyakinan diri untuk berhasil terlahir ke tanah
suci juga akan bertambah satu bagian.
Jadi jangan
lagi menjalin hubungan berdasarkan emosional, tapi jalinlah hubungan
berdasarkan Dharma. Kalau tidak demikian maka saat kebersamaan semakin panjang,
ikatan di hati juga kian erat, makin sulit untuk berpisah.
Lalu juga
belajar untuk mengamati hati sendiri, saat berpisah dengan keluarga takkan ada kerinduan.
Contohnya sudah bersama keluarga selama belasan tahun, hari ini tiba-tiba
karena suatu urusan harus berpisah selama sebulan, coba lihat apakah anda bisa
pergi dengan leluasa.
Andaikata
langkah anda tidak berat juga tidak timbul nafsu cinta, tanpa kekhawatiran
berangkat meninggalkan keluarga, kalau sudah begini, berarti saat menjelang
ajal barulah memiliki kemungkinan membulatkan tekad terlahir ke Alam Sukhavati.
Kalau
sekarang masih saja suka cemas ini dan cemas itu, sulit untuk berpisah, apalagi
sebulan lamanya lebih tak sudi lagi, maka saat menjelang ajal tak perlu
dibayangkan lagi.
Bila anda
dihadapkan pada dua pilihan, pertama, saat sekarang juga dijemput Buddha
Amitabha terlahir ke Alam Sukhavati, dan yang kedua, memilih tetap tinggal di
alam saha menemani keluarga, yang mana yang akan anda pilih?
Sebagian
besar pasti memilih yang kedua, merasa putraku belum menikah, atau cucuku belum
masuk perguruan tinggi, masih banyak pesan akhir yang belum
disampaikan………….pokoknya dalam hatinya akan berpikir : Memang sih, terlahir ke
Alam Sukhavati itu bagus, tapi sekarang saya masih belum boleh pergi. Tunggulah
sampai urusan ini dan urusan itu selesai dulu barulah pergi ke tanah suci. Jadi
sekarang sebaiknya tetap hidup di sini dulu, supaya masih bisa berbagi kasih dengan suamiku, buah hatiku,
bersamaan itu pula saya di sini juga masih bisa melafal Amituofo.
Atau merasa
kehidupan sekarang cukup lumayan, kelak pada kehidupan mendatang masih mau jadi
manusia lagi, sekeluarga masih bisa menyambung episode satu keluarga, selamanya
takkan terpisah………….kalau hatimu berpikir sedemikian rupa, maka kemelekatan ini
sudah terlampau berat dan parah sekali.
Sebaliknya
apabila anda menjatuhkan pilihan pada yang pertama, bersedia saat sekarang juga
dijemput Buddha Amitabha, sanggup menyingkirkan semua kemelekatan duniawi. Tak
peduli itu adalah orang, urusan, makhluk hidup dan benda mati dan lain
sebagainya, semuanya bisa dilepaskan. Tak peduli bagaimana kondisi keluarga
setelah ditinggalkan, anak-anak bagaimana nantinya, saya tak peduli lagi, hanya
menfokuskan pikiran melafal Amituofo, secepatnya terlahir ke Alam Sukhavati.
Ini berarti anda masih mempunyai niat menjauhi Alam Saha, masih memiliki
sedikit keyakinan diri untuk berhasil terlahir ke Alam Sukhavati. (Tentu saja
ini bukan mengajari anda untuk lari dari tanggung jawab dan tugas anda sekarang
ini)
Selain itu,
dapat mengamati dalam keseharian anda melafal Amituofo, apakah dapat melepaskan
segala kemelekatan cinta duniawi, apabila dalam waktu keseharian sudah mampu
melepaskan, maka saat menjelang ajal barulah ada harapan sanggup mengikhlaskan.
Umpamanya
sebagai seorang wanita, yang paling sulit dilepaskan adalah buah hati,
kemelekatannya pada putra putri begitu berat. Maka mulailah dari poin ini,
belajar melepaskan, pertama-tama harus membuat diri sendiri paham dan jelas,
kemelekatan cinta pada anak-anakku adalah rintangan terbesar bagi upaya
terlahir ke Alam Sukhavati.
Lalu belajar
melepaskan kemelekatan cinta ini perlahan-lahan, sedikit demi sedikit.
Umpamanya, saat anak ada sedikit tidak enak badan maka hati langsung terasa
amat terguncang hebat, gelisahnya bukan main. Kalau sudah begini maka tidak
sanggup lagi menfokuskan diri melafal Amituofo.
Kemudian
selangkah demi selangkah sudah mampu menenangkan diri, tidak begitu melekat
lagi, tak peduli apapun yang terjadi, tetap menfokuskan diri melafal Amituofo,
dengan menggunakan kebijaksanaan Buddha untuk mengatasi permasalahan. Terhadap kemelekatan
ini kian hari kian hambar, kian hari kian lapang pikirannya, maka ini berarti
ada kemajuan batin.
Maka itu
harus senantiasa mengamati hati sendiri, bila anda sanggup membuat pelafalan
Amituofo melampaui kecemasan pada buah hati, maka saat menjelang ajal mampu
menggenggam erat kesempatan terlahir ke Alam Sukhavati. Sebaliknya bila hati
yang mencemaskan anak-anak melampaui hati yang melafal Amituofo, maka ini
merupakan masalah besar.
Master
Han-shan berkata : Apabila saat melafal Amituofo, tidak sanggup melepaskan
kemelekatan cinta di hati, dengan demikian, cinta adalah majikan hati, melafal
Amituofo cuma penampilan semata, akhirnya sambil melafal Amituofo, kemelekatan cinta
di hati juga kian meningkat.
Maka itu,
anda sekarang harus mengamati diri sendiri, andaikata nafsu cinta pada buah
hati bermunculan keluar, coba lihat apakah lafalan Amituofo di mulut dapat melampaui
kemelekatan pada anak-anak? Jika cinta ini tidak bisa dipatahkan, bagaimana
mungkin bisa mematahkan arus tumimbal lahir?
Harus
diketahui bahwa nafsu cinta ini sudah lama membekas di hati, sementara itu
kegiatan melafal Amituofo baru saja dimulai, sehingga ketulusan masih belum
sepenuhnya, hasilnya kurang efektif.
Andaikata
sekarang, ketika nafsu cinta itu bermunculan, sementara diri sendiri tidak
mampu menjadi majikan diri sendiri, maka saat menjelang ajal juga tidak mampu
jadi majikan/pengendali diri sendiri.
Maka itu
menasehati para praktisi Pelafal Amituofo, pertama-tama mesti mengetahui
masalah terbesar dalam kehidupan manusia, harus membulatkan tekad untuk keluar
dari roda samsara. Sebagai praktisi, hendaknya mengikis hingga ke akar-akarnya
segala bentuk jenis nafsu cinta. Selain ini mana ada lagi metode lain yang
menakjubkan?
Master
You-xi juga mengatakan : “Jika ingin meringankan kemelekatan pada cinta, maka
tak lain adalah menfokuskan pikiran melafal Amituofo”.
Jadi untuk
mengurangi kemelekatan pada nafsu cinta dunia fana ini, tiada lagi yang lebih
bagus daripada menfokuskan pikiran melafal Amituofo, yakni memusatkan perhatian
pada lafalan Amituofo dan membiarkan nafsu cinta itu kian jadi hambar dan
menipis.
Pintu Dharma
Terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, mana perlu begitu banyak macam-macam?
Cara yang
dikemukakan Master Shandao begitu bagus untuk diteladani, yakni asalkan
bersedia untuk menfokuskan pikiran melafal Amituofo, melepaskan segala bentuk
kemelekatan, maka jarak kampung halaman Alam Sukhavati takkan terpisah jauh
lagi dengan diri sendiri.
Petikan Kelas Belajar Penjelasan Sutra
Usia Tanpa Batas
Edisi 219
Laporan belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal 19 Mei 2016
Bertempat di HK Buddhist Education
Foundation
Kode Artikel
02-042-0219
愛不重不生娑婆
(七)
(二)平時離愛,臨終無憂
因此,現在就要儘快解決自己心上的問題,不要讓愛執再加深了。如果不去對治,愛執必定會在心裡不斷的增長。這樣發展下去,情愈來愈厚,愈來愈濃。在你心裡,家人的感情成為最重,淨業的勢力就很微弱了。到了臨終那一刻,你的心沒有時間做太多的選擇,不是此就是彼。如果你的心一直這麼戀著家庭,心裡就難以割捨。哪裡還會存著一分心去求生西方呢?
徹悟大師說:「當萬緣放下,一念單提。」要想成功往生,臨終的時候就必須把世俗萬緣全部放下,只有這樣,一念阿彌陀佛才能提得起來,才能直接跟佛相應。否則,你的心如果放不下這些感情,已經緊緊的被纏縛住了,哪裡還能騰出一心,求生西方呢?想想看,平時都沒辦法斷掉執著,臨終的時候,你有能力一個反彈就超越這些情執嗎?平時都沒辦法一心念佛、求往生,臨終的時候,能拿得出那種真信切願嗎?一般人沒那麼大的根器,是根本做不到的。
所以,平時就要把這些處理好,臨終的時候才能沒有後患,才能自在往生。因此,現在就要把世間的感情看清楚,想明白,這樣才會往好的方向轉。世俗的情能夠淡一分,往生的心才會深一分,往生的把握才會增一分。
具體來說,首先最好能夠把對家人的世俗感情,轉化成法上的情義,不要以世俗的感情來打交道。否則在一起的時間愈長,纏繞在心上的情就是愈難以割捨。
而且要訓練自己的心,讓自己平時跟家人分別的時候就沒有貪戀。比如說,跟家人在一起幾十年,今天突然要離開一個月,看看你能不能斷然就走。如果你的心能夠不生眷戀,毫不猶豫的離開家人,臨終的時候才有可能發起直接求往生的心。如果你現在都是猶猶豫豫,難捨難分的,分開一個月都不願意,那麼,到臨終的時候能不憂惱,能斷然放下嗎?
這個問題大家現在就可以想想,如果此時此刻讓你做選擇,是馬上往生極樂世界,還是留下來陪家人。可能很多人會選擇後者。會認為我的兒子還沒結婚,或者孫子還沒考大學,還有什麼事沒交代好……總之,心裡會想:往生雖然很好,但是我現在還不能走。要等到什麼什麼事都做完了再往生淨土。所以現在最好還是在這兒待著,跟我的丈夫、兒女們在一起,同時我還能好好念佛。或者乾脆認為現在的生活挺好的,最好來世再做人,一家人繼續到一起,永遠不分開更好……如果你的心裡有這種想法,就說明心裡的貪戀執著太嚴重了。這樣往生的希望就會很渺茫。當然,如果你選擇前者,願意現在就往生,心裡能脫開這世界上的一切。無論是什麼人、事、物等等,全部能夠放下。管它家裡怎麼樣,孩子怎麼樣等等,我一切都不管了,就是一心念佛,趕緊求往生。這說明你的出離心還算可以,還有點往生的把握。(當然,這並不是叫你忽視現前的責任和義務。)
另外,可以看看自己平時念佛的時候,能不能把這些世俗的感情全部放下。平時能放得下,到臨終的時候才有希望放下。
比方說,做為一個女人,最難放下的就是自己的兒女,心裡對於這方面的執著最重。那麼就要從這裡下手,首先心裡要明白,貪著兒女就是我往生的最大障礙。然後就要在這方面訓練,一點點的放開。比如,原來自己的孩子稍微有點什麼事,就執著得不得了,心馬上無法安住了。那個時候根本念不了佛,只能是動動嘴巴。甚至連嘴上也不念了,直接就衝出去了。後來能夠做到像對別人的孩子那樣,不那麼貪著,無論發生什麼事,都能一心念佛,以佛法的智慧來處理問題。這樣就很好,對此看得愈來愈淡,愈來愈想得開,就說明你的修行有進步。所以,要經常訓練自己的心,如果你能夠讓念佛的心超過念兒女的心,那麼臨終的時候就會比較有把握往生。但是如果念兒女的心超過了念佛的心,就很麻煩了。
憨山大師也說:如果念佛的時候,放不下心中的愛執,這樣,愛是心裡的主宰,念佛只是表面形式,結果只能是佛號在一邊念著,愛執在心裡增長。所以,你現在就要觀察自己,比如兒女的情現前的時候,看看口裡念的這句佛能不能敵得過愛?如果斷不了這個愛,那又怎麼可能了斷生死呢?要知道,自己心中的愛已經串習得非常純熟了,而念佛才剛剛開始,很生疏,心又不夠懇切,就很難得力。如果現在貪愛的境現前時,自己的心做不了主,那麼臨終時必定做不了主。所以,勸現在的念佛人,首先一定要知道生死大事要緊,要發起懇切了脫生死的心。要在生死的根源上念念斬斷,那麼每一念就都是了生死的時節!這樣,念念真切,刀刀見血,就一定能出離生死。所以,無論是在家人還是出家人,要知道生死心是自己內心的種種愛,這樣就知道了生死是念念在生死的根源——愛上截斷。除此之外,哪有別的妙法?
幽溪大師也說:「欲輕其愛者,莫若一其心。」要想減輕對娑婆世界的愛,沒有比一心念佛更好的了,也就是讓自己念佛的心盡量純熟專一,來使貪愛世間的心逐漸淡薄。古德在詩裡也說:「求生清泰法何饒,善導遺風最可標,一念單提家不遠,萬緣俱絕路非迢。」意思是說,往生極樂世界的法門哪裡需要很多呢?善導大師的方法堪為最好的模範,也就是只要肯一心持名,萬緣放下,那麼極樂故鄉離自己就不再遙遠了。
無量壽經科註第四回學習班 自了法師、李桃 (第二一九集) 2016/5/19 香港佛陀教育協會 檔名:02-042-0219