Tujuh
Pengait
Bagian 4
3. Anak
cucu
Manusia
bersusah payah bekerja di dunia ini tak lain adalah demi menafkahi keluarganya,
mewariskan kekayaan pada anak cucunya kelak. Tetapi, hidup secara bersahaja
juga dapat melewati hari demi hari, buat apa memaksakan diri harus hidup serba
berkecukupan? Anak cucu kelak mau sekolah atau berladang atau berdagang,
semuanya juga dapat menafkahi diri mereka masing-masing, jadi buat apa harus
mengejar kekayaan itu?
Lagi pula
sejak jaman purba hingga sekarang, orang yang paling memikirkan masa depan anak
cucunya sepanjang sejarah, tak lain adalah Kaisar Qin Shi-huang. Qin Shi-huang
berhasil menelan enam kerajaan lainnya, membakar buku kitab ajaran Konfusius,
menarik seluruh alat persenjataan, tak lain adalah untuk memperlemah kekuatan
rakyat, sehingga takkan ada gerakan pemberontakan dari rakyat.
Namun
siapa yang menduga bahwa begitu Chen She mempelopori pemberontakan, seluruh
rakyat ikut bangkit melawan. Sejak mempersatukan enam negara, tidak sampai 12
atau 13 tahun kemudian akhirnya Dinasti Qin runtuh, seluruh keturunan Kaisar
Qin dihukum mati.
Dari sini
dapat dilihat bahwa niat untuk memakmurkan anak cucu agar tahta bisa diwariskan
hingga turun temurun, malah sebaliknya membawa anak cucu pada kematian.
Kaisar Han
Xian-di (kaisar terakhir Dinasti Han, bertahta 189-220), Cao Cao menjadi
perdana menteri, berusaha merebut kekuasaan. Segala tindakan Cao Cao tak lain
untuk memperlemah kekuasaan kaisar, memperkuat kekuasaannya sendiri, tujuannya
tak lain kelak ketika meninggal nanti, putranya bisa naik tahta jadi kaisar.
Tak diduga
setelah Cao Cao wafat, putra keduanya, Cao Pi malah merebut tahta. Bahkan
jenazah Cao Cao masih belum dimakamkan, tetapi Cao Pi sudah berani-beraninya
mengambil selir kesayangan Cao Cao menjadi miliknya.
Setelah
mati, Cao Cao selamanya jatuh ke alam rendah, sekitar lebih dari seribu empat
ratus tahun kemudian, yakni pada masa Kaisar Qianlong bertahta (1735-1799), di Suzhou,
ada seorang tukang jagal yang menyembelih seekor babi, menemukan di bagian
paru-paru dan liver babi ada tulisan “Cao Cao”.
Tetangganya ada yang melihat kejadian ini dan
merasa ketakutan, sejak itu meninggalkan keduniawian, nama Dharmanya adalah Fo
An. Dia menfokuskan pikiran melafal Amituofo, akhirnya terlahir ke Alam
Sukhavati, kisah ini tercatat di dalam “Kisah para praktisi yang terlahir di
Tanah Suci Sukhavati” .
Cao Cao
mengerahkan segenap upaya demi masa depan anak cucunya. Meskipun Cao Cao
berhasil menjadi kaisar, tetapi Dinasti Wei yang dengan susah payah dibangunnya
hanya bisa bertahan selama 45 tahun saja, kemudian runtuh dan lenyap. Lagi pula
selama bertahta, harus menghadapi ancaman serangan dari sana sini, tiada sehari
pun bisa dilewati dengan tenang.
Selanjutnya
juga ada dinasti-dinasti lainnya yang berdiri, namun hanya bisa bertahan 2 atau
3 tahun, atau 8 atau 9 tahun, 10 atau 20 tahun, 40 atau 50 tahun, jadi tidak
lama bertahan. Hanya satu-satunya Dinasti Jin Timur yang bisa bertahan hingga
103 tahun.
Semua ini
tak lain adalah demi memakmurkan anak cucu sendiri, kenyataannya tindakan
mereka ini malah membawa keturunan mereka pada kemusnahan, sama sekali tidak
ada generasi penerusnya lagi. Maka itu seorang penguasa juga tidak bisa
menjamin kemakmuran anak cucunya kelak.
Sepanjang
hidupnya manusia merisaukan anak cucunya, usai sibuk buat anak sekarang sibuk
buat cucu. Orang kaya juga pada sibuk, orang miskin juga tidak kalahnya sibuk,
masing-masing memperoleh kebahagiaan dan tidak jenuh, semua ini dikarenakan
mereka tidak pernah merencanakan persiapan masa depannya.
Pada jaman
dahulu kala ada seorang yang bernama Dou Yan-shan, yang bersusah payah mendidik
lima putranya, sehingga berhasil menjadi insan tersohor, namun hari ini apapun
tidak bersisa!
Daripada
memikirkan anak cucu, lebih baik merisaukan sejenak urusan terbesar dalam
kehidupan anda sendiri. Hubungan putra-putri dan ayahbunda hanyalah masalah
hutang piutang saja, yang satu menagih dan satunya lagi melunasi, sudah mesti
mengikhlaskan apa yang dikatakan sebagai kebahagiaan bisa berada bersama anak
cucu, lebih baik mencari Jalan Pembebasan.
Maka itu segala
jalinan, kekhawatiran dan merisaukan anak cucu haruslah dihapus sampai tuntas
(bertekad terlahir ke Alam Sukhavati).
Petikan
Kelas Belajar Penjelasan Sutra Usia Tanpa Batas
Edisi
171
Laporan
belajar dari Venerable Zi-liao
Tanggal
29 September 2015
Bertempat di Hongkong Buddhist Education
Foundation
Kode Artikel 02-042-0171
七筆勾
(四)
三、貴子蘭孫一筆勾
「身似瘡疣,莫為兒孫作遠憂。憶昔燕山竇,今日還在否?嗏,畢竟有時休,總歸無後,誰識當人,萬古常如舊,因此把貴子蘭孫一筆勾。」
「身似瘡疣」,瘡,瘡毒。疣,贅瘤。這個幻身,如瘡毒贅瘤,使自己受苦,身是苦本。印光大師說:「攬地水火風之身,乃筋骨血肉之聚。方生即滅,才榮便悴。眾骨支撐,如以木為屋。一皮包裹,猶以泥糊壁。裡面盡屎尿膿血,外頭生垢汗髮毛。蛆蟲棋布,蚤虱星羅。假名為人,實我焉在?而且以眼耳鼻舌身意之閑傢具,奔馳於色聲香味觸法之荊棘林。由是起貪瞋癡之無明,滅戒定慧之正智。五蘊本空,誰肯一照?六塵無性,人皆認真。致令萬苦俱集,一靈永昧者,幻身與妄心也……若論幻身,則生同傀儡,死作塵土。妄心,則隨境生滅,毫無實義。又何必留鳥跡於空中,繫清風於江上也哉?」
「莫為兒孫作遠憂」,人生世間,千思萬算,種種作為。究到極處,不過是為了養身口、遺子孫而已。可是,身則粗布亦可遮體,何必綾羅綢緞?口則菜羹盡可過飯,何必魚肉海味?子孫則或讀書、或耕田、或做生意,自可養身,何必富有百萬?
況且從古至今,最擅於為子孫謀萬世之富貴的人,莫過於秦始皇。秦始皇吞併六國,焚書坑儒,收集天下兵器以鑄大鐘,無非欲愚弱其民,使老百姓不能起事造反。誰知陳涉一起,群雄並作。一統之後,不上十二、三年,便致身死國滅,子孫盡遭屠戮。直同斬草除根,沒有剩餘。由此看來,欲令子孫得到長久安樂的,反而讓子孫速得死亡。
漢獻帝時,曹操為丞相,專其威權。凡所作為,無非是削弱君王的勢力、加重自己的權力,目的是想等到自身一死,兒子便可以做皇帝。沒料等到自己去世,曹丕篡位。而且屍猶未殮,曹丕即移曹操的嬪妾,納於己宮。死後永墮惡道,歷千四百餘年,至清乾隆間,蘇州有人殺豬出其肺肝,上有「曹操」二字。鄰有一人見之,生大恐怖,隨即出家,法名佛安。一心念佛,遂得往生西方,事載《淨土聖賢錄》。
曹操費盡心機,為子孫謀。雖作皇帝,止得四十五年,國便滅亡。而且日與西蜀、東吳互相爭伐,哪裡有過一日的安樂啊?自此以後,若兩晉宋齊梁陳隋,及五代之梁唐晉漢周,都不久長。就中唯東晉最久,僅一百零三年。其他或二三年,或八九年,一二十年,四五十年,即便滅亡。此乃正統。其餘竊據偽國,其數更多,其年更促。推究他們的初心,無非欲留給子孫以富貴尊榮。深究他們的實效,反而令子孫遭劫受戮,滅門絕戶。且貴為天子,富有四海,尚且不能令子孫世受其福。況區區凡夫,從無量劫來,所作惡業,厚逾大地,深逾大海。可保家道常興,有福無殃也?
世間人一輩子都是在為兒孫操心,忙完兒子,忙孫子。富人有富人的忙法,窮人有窮人的忙法,各自忙得樂此不疲,「累念積慮,為心走使」,就是從來不為自己的來生做打算。
「憶昔燕山竇,今日還在否?」從前燕山人(今河北省)竇禹鈞費盡心機,教成五子,名揚天下,今日什麼也不存在!
「嗏,畢竟有時休,總歸無後」,唉,世間一切都是無常的,聚際必散,積際必盡,生際必死,高際必墮。
「誰識當人,萬古常如舊」,有誰識得當人自性?在凡不減,在聖不增,亙古亙今,常自如如。印光大師說:「譬如真金打做馬桶夜壺,雖日盛糞,而金性仍然不變。打做佛像菩薩像,雖極其貴重,而金性仍然不變。世間人各具佛性,而常造惡業,如以金做馬桶夜壺,太不知自重了。若知此義,誰肯常作馬桶夜壺之下作東西乎?然人爭著做馬桶夜壺。百千萬億中,或有不肯作馬桶夜壺,一意要作佛像菩薩像,連天帝大王之像亦不肯作者,蓋甚少甚少也!」
「兒孫自有兒孫福,莫為兒孫作馬牛」,你還是操心一下自己的生死大事吧。子女與父母無非是債權人與債務人的關係,應該徹底捨棄今生的所謂天倫之樂,尋求解脫。
「因此把貴子蘭孫一筆勾」,「貴子蘭孫」,指攀桂折蘭即考取功名科第的子孫,即世人所言有出息的、爭氣的後代。因此,要把兒孫攀宮折桂、封相拜候的想法徹徹底底一筆勾銷。
文摘恭錄 — 無量壽經科註第四回學習班 自了法師、開鐳法師、唐晨馨 (第一七一集) 2015/9/29 香港佛陀教育協會 檔名:02-042-0171